Selasa, 25 Januari 2011

PENENTUAN METODE PENYULUHAN PERIKANAN


PENENTUAN METODE PENYULUHAN PERIKANAN BERDASARKAN EVALUASI METODE PENYULUHAN PERIKANAN DAN IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK SASARAN PENYULUHAN

DI KECAMATAN PONTANG, KABUPATEN SERANG

 

Ainun Mardiyah
Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta Pusat


ABSTRAK
Penentuan metode penyuluhan perikanan yang tepat dilakukan agar tujuan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap sasaran penyuluhan dapat tercapai berdasarkan evaluasi metode penyuluhan perikanan dan identifikasi karakteristik sasaran penyuluhan. Langkah ini dilakukan agar metode penyuluhan tepat ditujukan untuk sasaran di wilayah tersebut. Sasaran penyuluhan dalam kajian ini adalah pembudidaya ikan. Kajian ini dilaksanakan di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang dengan metode survey, termasuk untuk mendapatkan data primer dari sasaran yang dilakukan melalui pengajuan kuisioner dan wawancara langsung.

Kata kunci: metode penyuluhan, evaluasi metode penyuluhan, karakteristik sasaran penyuluhan, Kecamatan Pontang

PENDAHULUAN
Salah satu tugas yang menjadi tanggung jawab setiap penyuluh adalah menyampaikan inovasi dalam mengubah perilaku masyarakat sasaran agar tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi demi tercapainya perbaikan mutu hidupnya. Untuk keberhasilan dalam menyampaikan inovasi tersebut, perlu diingat bahwa karakteristik sasaran penyuluhan sangat beragam. Baik mengenai karakteristik individunya, beragam lingkungan fisik dan sosialnya, beragam kebutuhannya, motivasi serta tujuan yang diinginkannya. Oleh karena itu, di dalam setiap pelaksanaan penyuluhan, setiap penyuluh harus memahami dan mampu menentukan metode penyuluhan yang baik dan tepat untuk tercapainya tujuan penyuluhan yang dilaksanakannya. Tetapi bagaimana jika kondisi pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang dilakukan di Kecamatan Pontang ini mengalami beberapa kendala, seperti penyuluh perikanan yang mulanya berjumlah 12 orang, kini hanya tinggal 1 orang yang bekerja sebagai tenaga kerja fungsional. Penyuluh perikanan yang berjumlah 10 orang dialihfungsikan sebagai tenaga kerja struktural di Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Banten. Sedangkan 1 orang lainnya dialihfungsikan sebagai tenaga kerja struktural di Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serang. Untuk itulah dilaksanakan evaluasi metode penyuluhan perikanan dan identifikasi sasaran penyuluhan agar metode penyuluhan tepat ditujukan untuk sasaran di wilayah tersebut.
Metode penyuluhan yang paling banyak digunakan dalam penyuluhan perikanan di masa lalu lebih banyak memerankan penyuluhnya dibandingkan dengan para pelaku utama beserta keluarganya. Maka sejalan dengan perkembangan karakteristik sasaran, metode penyuluhan yang digunakan hendaknya lebih memerankan pelaku utama beserta keluarganya sedangkan penyuluh perikanan secara berangsur menjadi fasilitator atau menjadi penghubung.
Tujuan dari kajian ini adalah menentukan metode penyuluhan yang tepat untuk dilaksanakan di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang berdasarkan evaluasi metode penyuluhan perikanan dan identifikasi karakteristik sasaran penyuluhan.
Metode adalah cara, yang di dalam fungsi kegiatannya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Departemen Pertanian (2003), metode penyuluhan perikanan adalah cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para pelaku utama beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi (teknologi baru). Metode penyuluhan perikanan dapat digolongkan berdasarkan teknik komunikasi (penyuluhan langsung dan tidak langsung), jumlah sasaran yang dicapai (perorangan, kelompok, dan masal), indera penerima sasaran (melalui indera penglihatan, pendengaran, dan penerima).
Jenis-jenis metode penyuluhan perikanan yang digunakan di Indonesia berjumlah 28 metode, yaitu: ceramah, demonstrasi, kaji terap, karya wisata, kunjungan rumah atau tempat usaha, kursus tani, magang, mimbar sarasehan, obrolan sore, pameran, pemberian penghargaan, pemutaran film, pemasangan poster/spanduk, penyebaran brosur/folder/leaflet/majalah, perlombaan unjuk ketangkasan, pertemuan diskusi, pertemuan umum, rembug paripurna, rembug utama, siaran pedesaan melalui radio, surat-menyurat, temu akrab, temu karya, temu lapang, temu tugas, temu usaha, temu wicara, dan widyawisata.
Kemampuan sasaran untuk mempelajari sesuatu berbeda-beda, demikian juga tahap perkembangan mental, keadaan lingkungan, dan kesempatan berbeda-beda, sehingga perlu ditetapkan suatu metode penyuluhan perikanan yang berdaya guna dan berhasil guna. Dengan demikian, dalam memilih dan menentukan metode penyuluhan agar efektif dan efisien, perlu memperhatikan beberapa faktor antara lain: keadaan sasaran, waktu dan tempat, amanat/pesan, media komunikasi, penyuluh dan fasilitas kerjanya, serta kebijakan pemerintah dan biaya.
Pada dasarnya sasaran belajar dengan menggunakan panca indera. Dari adanya proses belajar selanjutnya timbul proses penerapan atau penerimaan yang melalui beberapa tahapan, yaitu : tahap kesadaran, minat, menilai, mencoba dan menerapkan.
Dari ketiga metode penyuluhan perikanan berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai, yaitu pendekatan perorangan, pendekatan kelompok dan pendekatan masal, metode masal kurang efektif, hanya dapat menimbulkan tahap kesadaran dan minat. Metode kelompok merupakan metode pengarahan yang memerlukan bimbingan lanjutan. Metode yang paling intensif bila ditinjau dari tujuan penyuluhan perikanan adalah metode perorangan, dengan adanya hubungan langsung maka dapat diketahui bagaimana keadaan pelaku utama sebenarnya.
Hornby dan Parnwell (1972) dalam Totok Mardikanto (1993) menuturkan bahwa kata “evaluasi” dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan sebagai padanan istilah dari “penilaian”, yaitu suatu tindakan pengambilan keputusan untuk menilai suatu obyek, keadaan, peristiwa atau kegiatan tertentu yang sedang diamati
Frutchey (1973) dalam Totok Mardikanto (1993) menyatakan bahwa kegiatan evaluasi selalu mencakup : observasi (pengamatan), membanding-bandingkan antara hasil pengamatan dengan pedoman-pedoman yang ada dan pengambilan keputusan atau penilaian atas objek yang diamati.
Evaluasi mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai pemberi informasi yang digunakan oleh penyuluh untuk menetapkan dasar pengambilan keputusan, walaupun biasanya keputusan juga didasarkan pada bayangan yang ditunjukkan oleh banyak sumber informasi dan tidak dari satu sumber saja. Selain itu, evaluasi juga dapat melengkapi basis informasi sehingga menyebabkan terjadinya perubahan bertahap dalam rencana (Van Den Ban et. al, 1999).
Monitoring atau pemantauan barasal dari kata Latin “memperingatkan”, dipandang sebagai teknik manajemen dengan agen penyuluhan yang mengumpulkan data di dalamnya sejalan dengan diterapkannya program penyuluhan serta permasalahan yang dihadapi dalam upayanya berada pada jalur yang benar. Sedangkan menurut Departemen Pertanian (2002), monitoring pada dasarnya adalah kegiatan pemantauan dan pengamatan terhadap proses, aktivitas, hasil dan dampak dari suatu kegiatan tertentu.
Menurut Departemen Pertanian (2002) tujuan pemantauan adalah:
a.       Untuk mengetahui apakah input, jadwal pelaksanaan dan output yang direncanakan berjalan berjalan sesuai dengan rencana,
b.      Mendapatkan data penggunaan input, aktivitas dan hasil,
c.       Menghindari terjadinya penyimpangan terhadap tujuan dan hasil yang diharapkan.
Evaluasi dan monitoring merupakan bagian dari siklus manajemen perencanaan. Hasil evaluasi dan monitoring bermanfaat sebagai upaya perbaikan bagi kegiatan yang sedang berjalan dan sekaligus sebagai masukan bagi perencanaan kegiatan ke depan.
Kegiatan evaluasi dan monitoring penyuluhan perikanan dilaksanakan dengan menggunakan instrumen yang dibuat oleh unit kerja pengelola dan penyelenggara penyuluhan perikanan di setiap tingkat administrasi dan dilakukan dalam satu periode sekali. Kegiatan monitoring dilakukan mulai dari persiapan sampai selesainya kegiatan. Sedangkan kegiatan evaluasi penyuluhan perikanan sebaiknya dilakukan setiap triwulan kegiatan.
Kegiatan penyuluhan perikanan mengacu pada data administrasi wilayah: Kecamatan Pontang meliputi 15 desa, 49 RW, 156 RT dan 90 wilayah kelompok tani. Kecamatan Pontang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Serang yang memiliki luas 6.775 Ha, dengan jumlah penduduk sebanyak 14.580 jiwa. Kecamatan Pontang memiliki curah hujan rata-rata 127,66 mm/tahun, suhu antara  23 – 320C dan pH tanah 55 – 59, keadaan gambut 90 cm, keadaan drainase sedang, struktur tanah kasar, sedang dan halus, dasar tambak pada umumnya berlumpur, serta tinggi pasang surut 1,5 – 2 m.
Kecamatan ini memiliki batas wilayah administrasi sebagai berikut:
·         Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa.
·         Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Ciruas.
·         Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kasemen.
·         Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tirtayasa.
Kabupaten Serang memiliki 34 kecamatan. Dari jumlah keseluruhan kecamatan tersebut, kecamatan yang memiliki potensi perikanan berjumlah 9 kecamatan. Salah satunya adalah Kecamatan Pontang. Kecamatan Pontang memiliki potensi perikanan air payau (tambak) adalah seluas 2.203 Ha dan potensi perikanan air tawar (kolam) adalah seluas 3 Ha dari luas wilayah 6.775 Ha di kecamatan tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari data luas wilayah Kecamatan Pontang menurut penggunaan lahan pada Tabel 1 berikut ini:
Tabel 1.  Luas wilayah Kecamatan Pontang menurut penggunaan lahan
No.
Desa
Jenis Penggunaan Lahan (Ha)
Sawah
Pekarangan
Tegalan
Tambak
Kolam
Lain-lain
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Pontang
Singarajan
Wanayasa
Domas
Kalapian
Keserangan
Pegandikan
Pulo Kencana
Kencana Harapan
Lebak Kepuh
Lebak Wangi
Linduk
Kubang Puji
Sukanegara
Sukajaya
101
98
125
6
130
153
165
321
127
187
443
654
604
312
587
25
27
43
50
20
33
40
25
27
20
27
36
49
16
32
1
2
6
5
2
4
35
-
-
-
-
-
4
1
3
-
-
621
681
-
-
-
-
-
-
-
430
39
-
432
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
-
-
1
-
1
2
4
4
1
1
4
-
-
-
-
-
3
2
1
Jumlah
4.013
470
63
2.203
3
23
  Sumber :  Data Monografi Kecamatan Pontang, 2006.
Dari Tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa potensi perikanan air payau (tambak) terdapat di 5 desa yaitu Desa Domas, Desa Wanayasa, Desa Linduk, Desa Kubang Puji dan Desa Sukajaya.  Sedangkan potensi perikanan air tawar terdapat di 3 desa yaitu Desa Lebak Kepuh, Lebak Wangi, dan Desa Sukanegara.
Jumlah dan klasifikasi kelompok pembudidaya ikan di Kecamatan Pontang dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini :
Tabel 2. Jumlah dan kelompok pembudidaya ikan
No.
WKPP
Air Payau
Penangkapan
Pengolahan
Jumlah
P
L
M
U
P
L
M
U
P
L
M
U
P
L
M
U
1
Pontang
3
2
2
-
4
-
-
-
-
-
-
-
7
2
2
-
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serang, 2006.





BAHAN DAN METODE
Kajian ini dilaksanakan di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode survey, termasuk untuk mendapatkan data primer dari sasaran yang dilakukan melalui pengajuan kuisioner dan wawancara langsung. Dalam proses pengambilan dan pengumpulan data dibagi manjadi dua, yaitu:
a.       Pengambilan data primer yaitu pengambilan data yang diperoleh dengan mengikuti langsung kegiatan yang ada di lapangan mulai dari individu sampai dengan kelompok. Data kelompok di Kecamatan Pontang dapat dilihat pada Tabel 3,
b.      Pengambilan data sekunder yaitu pengambilan data yang diperoleh dari literatur sebagai bahan acuan dan data yang ada di lapangan.
Data yang diambil mengenai karakteristik individu, lingkungan fisik dan sosial, beragam kebutuhan, motivasi serta tujuan yang diinginkan, waktu dan tempat, metode penyuluhan, materi penyuluhan, media penyuluhan, penyuluh dan fasilitas kerjanya, kebijakan pemerintah dan biaya. Responden yang diambil sebagai sampel diperoleh dengan menggunakan Rumus Slovin.
Keterangan :
n          =   Jumlah sampel (responden)
N         =   Jumlah populasi pelaku utama yang tergabung dalam kelompok
e          =   Kelonggaran sampel (10 %).
1          =   Konstanta
Populasi pelaku utama berjumlah 149 orang. Maka sampel yang diambil sebagai responden adalah sebanyak 60 orang.
n = 149/149 (0,1)2+1 = 60 
Tabel 3. Data Kelompok Kecamatan Pontang
No.
WKPP
Jenis Kegiatan
Nama Kelompok
Kelas
Alamat
Nama Ketua
Jumlah Anggota
Luas Lahan (Ha)
1
Pontang
BDAP
Mina Bahari
Windu Safir
Mina Lestari
Mutiara
Saluyu
Windu S.
Tunas Karya
M
L
L
P
M
P
P

Domas
Domas
Domas
Domas
Wanayasa
Linduk
Sukajaya

H. Hawasi
H. Nabhani
H. Babay
H. Satibi
H. Tajudin
Tb. Matin
Mastari
22
22
20
21
23
21
20
106,1
93,55
92
65,7
83
58,5
31,5
Penangkapan
Agustiana
Karya Bahari
Tunas Bahari
Sakaria
P
P
P
P
Kubangpuji
Pontang
Sukajaya
Wanayasa
Satibi R.
Endang
Bastarini
Supena
25
18
26
21
25 unit
3 unit
8 unit
6 unit
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serang, 2006.

HASIL DAN BAHASAN
Evaluasi Metode Penyuluhan Perikanan
Metode penyuluhan yang digunakan di Kecamatan Pontang adalah metode perorangan yaitu anjang sana dan anjang karya. Metode lain yang digunakan adalah metode demonstrasi cara dan ceramah. Metode anjang sana merupakan metode penyuluhan dengan cara mengunjungi rumah pembudidaya yang dilakukan penyuluh secara terencana ke rumah pembudidaya dengan suatu tujuan tertentu. Metode anjang karya juga hampir sama dengan metode anjang sana, hanya tempat yang dikunjungi bukan rumah pembudidaya tetapi tempat usaha/tambak.
Kedua metode ini dipilih karena dinilai efektif dan efisien untuk diterapkan di lapangan dari 28 metode penyuluhan yang ada. Dengan menggunakan metode ini sasaran menjadi lebih memahami isi pesan dari kegiatan penyuluhan. Karena metode ini merupakan metode yang pendekatannya secara pribadi/individu sehingga sasaran lebih cepat sadar dan berminat untuk mengadopsi inovasi yang diperoleh. Pendekatan individu yang dilakukan membantu penyuluh untuk dapat mencapai tujuan penyuluhan yang lebih baik daripada pendekatan massal.
Dengan metode ini, penyuluh dapat langsung mendampingi dan mengarahkan pembudidaya untuk menerapkan inovasi yang disampaikan. Dana yang dikeluarkan pun tidak terlalu tinggi karena penyuluh tidak harus menyiapkan makanan ringan, minuman, ataupun uang transport bagi pembudidaya yang disuluh. Selain itu, kegiatan kunjungan ke rumah ataupun tempat usaha bisa tidak sering dilakukan dengan syarat kunjungan tersebut harus teratur dan waktu kunjungan tidak mengganggu waktu kerja sasaran. Kunjungan yang jarang tetapi teratur akan lebih efektif daripada kunjungan yang sering tapi tidak teratur. Kunjungan rumah biasanya ditujukan untuk ketua kelompok dan tokoh-tokoh desa yang terkait. Kunjungan tempat usaha/tambak biasanya ditujukan untuk pembudidaya.
Selain kedua metode tersebut, metode lain yang digunakan adalah metode demonstrasi cara. Metode ini dilaksanakan oleh penyuluh perikanan dengan modal sendiri untuk membudidayakan komoditas yang umumnya dibudidayakan oleh para pembudidaya dengan mengelola tambak sendiri. Mulai dari persiapan tambak sampai dengan pemasaran. Metode ini cukup efektif diterapkan di lapangan yang ditujukan untuk sasaran kelompok. Sasaran dapat melihat langsung serta memperhatikan perkembangan komoditas yang dibudidayakan dan hasil/produksinya.
Metode ini cukup efektif untuk menumbuhkan minat sasaran agar mencoba seperti yang dilakukan oleh penyuluh tersebut. Penyuluh juga tidak perlu bersusahpayah untuk mengumpulkan sasaran agar mau datang dan mencoba inovasi yang dilakukan. Karena sasaran akan melihat sendiri hasil yang dilakukan oleh penyuluh. Disamping itu, penyuluh juga dapat mengambil hasil berupa keuntungan dari kegiatan budidaya yang dikelolanya dengan menjual produknya ke pasaran.
Metode penyuluhan lain yang digunakan tetapi jarang dilaksanakan adalah metode ceramah. Setelah dilaksanakan evaluasi, ternyata metode tersebut tidak efektif dan efisien untuk dilaksanakan karena memerlukan dana yang cukup banyak untuk mengadakan penyuluhan dengan metode tersebut. Dana tersebut digunakan untuk keperluan pembelian makanan ringan (snack), minuman, uang transport untuk para pembudidaya yang disuluh. Selain itu, penyuluh harus menggunakan alat peraga atau alat bantu. Menggunakan metode ceramah akan sangat menjemukan apabila materi ceramah disampaikan tanpa alat peraga atau alat bantu. Sedangkan penyuluh di Kecamtan Pontang Kabupaten Serang tidak dapat menggunakan alat peraga atau alat bantu karena kurangnya fasilitas/ketersediaan alat peraga atau alat bantu tersebut.
Karakteristik Sasaran Penyuluhan
Sasaran kegiatan penyuluhan di Kecamatan Pontang adalah pembudidaya bandeng dan udang windu. Sasaran penyuluhan memiliki karakteristik: mandiri, cenderung mengikuti tokoh setempat, terbuka pada bantuan pemerintah, tergabung dalam kelompok budidaya, tergabung dalam pengajian pada masing-masing RT, terdiri dari berbagai suku, memiliki kebutuhan sarana dan prasarana yang sama antar pembudidaya, memiliki tujuan yang sama, terbuka pada penyuluh tetapi agak sulit menerima inovasi.
Penetapan Metode Penyuluhan
Berdasarkan evaluasi metode penyuluhan perikanan dan identifikasi karakteristik sasaran, maka penetapan metode penyuluhan perikanan yang tepat di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang adalah anjang sana, anjang karya, demonstrasi cara, penyebaran leaflet/folder/brosur/majalah, dan diskusi.

SIMPULAN
Metode penyuluhan yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan perikanan Kecamatan Pontang Kabupaten Serang adalah metode anjang sana, anjang karya, metode demonstrasi cara swadaya, dan ceramah. Karakteristik sasaran penyuluhan: mandiri, mengikuti tokoh setempat, terbuka pada bantuan pemerintah, tergabung dalam kelompok budidaya, tergabung dalam pengajian pada masing-masing RT, terdiri dari berbagai suku, memiliki kebutuhan sarana dan prasarana yang sama antar pembudidaya, memiliki tujuan yang sama, terbuka pada penyuluh tetapi agak sulit menerima inovasi.
Berdasarkan evaluasi terhadap metode penyuluhan yang telah dilakukan dan identifikasi karakteristik sasaran penyuluhan, maka penetapan metode penyuluhan yang tepat untuk diaplikasikan di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang adalah metode anjang sana, anjang karya, demonstrasi cara, penyebaran leaflet/folder/brosur/majalah, dan diskusi.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Pedoman Umum Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian. Balai Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian Departemen Pertanian. Jakarta.

Anonim. 2002. Kebijaksanaan Nasional Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.

Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

Van Den Ban et. al. 1999. Penyuluhan Pertanian. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.






3 komentar:

  1. Salam, Mbak Ainun mohon dengan hormat informasinya yaitu apakah di Pontang Serang ada yang memproduksi Garam , apakah ada Petani Garam di Pontang, mohon info nama desa nya ya mbak...Terimakasiiiih sekali mbak infonya saya tunggu.
    Wass,
    Pramu,
    HP 082137999997 ; PIN BB 2A259B6F
    Email, s.amioreol@gmail.com

    BalasHapus