PENENTUAN METODE PENYULUHAN PERIKANAN BERDASARKAN EVALUASI METODE PENYULUHAN PERIKANAN DAN IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK SASARAN PENYULUHAN
DI KECAMATAN PONTANG, KABUPATEN SERANG
Ainun Mardiyah
Pusat
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
Jl.
Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta Pusat
ABSTRAK
Penentuan
metode penyuluhan perikanan yang tepat dilakukan agar tujuan penyuluhan untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap sasaran penyuluhan dapat
tercapai berdasarkan evaluasi metode penyuluhan perikanan dan identifikasi karakteristik
sasaran penyuluhan. Langkah ini dilakukan agar metode penyuluhan tepat ditujukan untuk
sasaran di
wilayah tersebut. Sasaran penyuluhan dalam kajian ini adalah pembudidaya ikan. Kajian ini dilaksanakan di Kecamatan
Pontang Kabupaten Serang dengan metode survey, termasuk untuk mendapatkan data
primer dari sasaran yang dilakukan melalui pengajuan kuisioner dan wawancara
langsung.
Kata kunci: metode
penyuluhan, evaluasi metode penyuluhan, karakteristik sasaran penyuluhan,
Kecamatan Pontang
PENDAHULUAN
Salah satu tugas yang
menjadi tanggung jawab setiap penyuluh adalah menyampaikan inovasi dalam
mengubah perilaku masyarakat sasaran agar tahu, mau dan mampu menerapkan
inovasi demi tercapainya perbaikan mutu hidupnya. Untuk keberhasilan dalam
menyampaikan inovasi tersebut, perlu diingat bahwa karakteristik sasaran
penyuluhan sangat beragam. Baik mengenai karakteristik individunya, beragam
lingkungan fisik dan sosialnya, beragam kebutuhannya, motivasi serta tujuan
yang diinginkannya. Oleh karena itu, di dalam setiap pelaksanaan penyuluhan,
setiap penyuluh harus memahami dan mampu menentukan metode penyuluhan yang baik
dan tepat untuk tercapainya tujuan penyuluhan yang dilaksanakannya. Tetapi bagaimana jika kondisi pelaksanaan
kegiatan penyuluhan yang dilakukan di Kecamatan Pontang ini mengalami beberapa
kendala, seperti penyuluh perikanan
yang mulanya berjumlah 12 orang, kini hanya tinggal 1 orang yang bekerja
sebagai tenaga kerja fungsional. Penyuluh perikanan yang berjumlah 10 orang
dialihfungsikan sebagai tenaga kerja struktural di Dinas Perikanan dan Kelautan
Provinsi Banten. Sedangkan 1 orang lainnya dialihfungsikan sebagai tenaga kerja
struktural di Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serang. Untuk itulah
dilaksanakan evaluasi metode penyuluhan perikanan dan identifikasi sasaran
penyuluhan agar metode penyuluhan tepat ditujukan untuk sasaran di wilayah
tersebut.
Metode
penyuluhan yang paling banyak digunakan dalam penyuluhan perikanan di masa lalu
lebih banyak memerankan penyuluhnya dibandingkan dengan para pelaku utama
beserta keluarganya. Maka sejalan dengan perkembangan karakteristik sasaran,
metode penyuluhan yang digunakan hendaknya lebih memerankan pelaku utama
beserta keluarganya sedangkan penyuluh perikanan secara berangsur menjadi
fasilitator atau menjadi penghubung.
Tujuan dari
kajian ini adalah menentukan metode penyuluhan yang tepat untuk dilaksanakan di
Kecamatan Pontang Kabupaten Serang berdasarkan evaluasi metode penyuluhan
perikanan dan identifikasi karakteristik sasaran penyuluhan.
Metode adalah cara, yang di dalam fungsi
kegiatannya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Departemen
Pertanian (2003), metode penyuluhan perikanan adalah cara atau teknik
penyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para pelaku utama
beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka
tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi (teknologi baru). Metode penyuluhan
perikanan dapat digolongkan berdasarkan teknik
komunikasi (penyuluhan langsung dan tidak langsung), jumlah sasaran yang
dicapai (perorangan, kelompok, dan masal), indera penerima sasaran (melalui
indera penglihatan, pendengaran, dan penerima).
Jenis-jenis metode penyuluhan perikanan
yang digunakan di Indonesia berjumlah 28 metode, yaitu: ceramah, demonstrasi,
kaji terap, karya wisata, kunjungan rumah atau tempat usaha, kursus tani,
magang, mimbar sarasehan, obrolan sore, pameran, pemberian penghargaan,
pemutaran film, pemasangan poster/spanduk, penyebaran
brosur/folder/leaflet/majalah, perlombaan unjuk ketangkasan, pertemuan diskusi,
pertemuan umum, rembug paripurna, rembug utama, siaran pedesaan melalui radio,
surat-menyurat, temu akrab, temu karya, temu lapang, temu tugas, temu usaha,
temu wicara, dan widyawisata.
Kemampuan sasaran untuk mempelajari
sesuatu berbeda-beda, demikian juga tahap perkembangan mental, keadaan
lingkungan, dan kesempatan berbeda-beda, sehingga perlu ditetapkan suatu metode
penyuluhan perikanan yang berdaya guna dan berhasil guna. Dengan demikian,
dalam memilih dan menentukan metode penyuluhan agar efektif dan efisien, perlu
memperhatikan beberapa faktor antara lain: keadaan sasaran, waktu dan tempat,
amanat/pesan, media komunikasi, penyuluh dan fasilitas kerjanya, serta
kebijakan pemerintah dan biaya.
Pada dasarnya sasaran belajar dengan
menggunakan panca indera. Dari adanya proses belajar selanjutnya timbul proses
penerapan atau penerimaan yang melalui beberapa tahapan, yaitu : tahap
kesadaran, minat, menilai, mencoba dan menerapkan.
Dari ketiga metode penyuluhan perikanan
berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai, yaitu pendekatan perorangan,
pendekatan kelompok dan pendekatan masal, metode masal kurang efektif, hanya
dapat menimbulkan tahap kesadaran dan minat. Metode kelompok merupakan metode
pengarahan yang memerlukan bimbingan lanjutan. Metode yang paling intensif bila
ditinjau dari tujuan penyuluhan perikanan adalah metode perorangan, dengan
adanya hubungan langsung maka dapat diketahui bagaimana keadaan pelaku utama
sebenarnya.
Hornby dan Parnwell (1972) dalam Totok
Mardikanto (1993) menuturkan bahwa kata “evaluasi” dalam kehidupan sehari-hari
sering diartikan sebagai padanan istilah dari “penilaian”, yaitu suatu tindakan
pengambilan keputusan untuk menilai suatu obyek, keadaan, peristiwa atau
kegiatan tertentu yang sedang diamati
Frutchey (1973) dalam Totok Mardikanto
(1993) menyatakan bahwa kegiatan evaluasi selalu mencakup : observasi
(pengamatan), membanding-bandingkan antara hasil pengamatan dengan
pedoman-pedoman yang ada dan pengambilan keputusan atau penilaian atas objek
yang diamati.
Evaluasi mempunyai beberapa fungsi, yaitu
sebagai pemberi informasi yang digunakan oleh penyuluh untuk menetapkan dasar
pengambilan keputusan, walaupun biasanya keputusan juga didasarkan pada
bayangan yang ditunjukkan oleh banyak sumber informasi dan tidak dari satu
sumber saja. Selain itu, evaluasi juga dapat melengkapi basis informasi
sehingga menyebabkan terjadinya perubahan bertahap dalam rencana (Van Den Ban et.
al, 1999).
Monitoring atau pemantauan barasal dari
kata Latin “memperingatkan”, dipandang sebagai teknik manajemen dengan agen
penyuluhan yang mengumpulkan data di dalamnya sejalan dengan diterapkannya
program penyuluhan serta permasalahan yang dihadapi dalam upayanya berada pada
jalur yang benar. Sedangkan menurut Departemen Pertanian (2002), monitoring
pada dasarnya adalah kegiatan pemantauan dan pengamatan terhadap proses,
aktivitas, hasil dan dampak dari suatu kegiatan tertentu.
Menurut Departemen Pertanian (2002) tujuan
pemantauan adalah:
a. Untuk mengetahui apakah input, jadwal
pelaksanaan dan output yang direncanakan berjalan berjalan sesuai dengan
rencana,
b.
Mendapatkan data penggunaan input, aktivitas dan hasil,
c.
Menghindari terjadinya penyimpangan terhadap tujuan dan
hasil yang diharapkan.
Evaluasi dan monitoring merupakan bagian
dari siklus manajemen perencanaan. Hasil evaluasi dan monitoring bermanfaat
sebagai upaya perbaikan bagi kegiatan yang sedang berjalan dan sekaligus
sebagai masukan bagi perencanaan kegiatan ke depan.
Kegiatan evaluasi dan monitoring penyuluhan
perikanan dilaksanakan dengan menggunakan instrumen yang dibuat oleh unit kerja
pengelola dan penyelenggara penyuluhan perikanan di setiap tingkat administrasi
dan dilakukan dalam satu periode sekali. Kegiatan monitoring dilakukan mulai
dari persiapan sampai selesainya kegiatan. Sedangkan kegiatan evaluasi
penyuluhan perikanan sebaiknya dilakukan setiap triwulan kegiatan.
Kegiatan penyuluhan perikanan mengacu pada
data administrasi wilayah: Kecamatan
Pontang meliputi 15 desa, 49 RW, 156 RT dan 90 wilayah kelompok tani. Kecamatan Pontang merupakan salah satu
kecamatan di Kabupaten Serang yang memiliki luas 6.775 Ha, dengan jumlah
penduduk sebanyak 14.580 jiwa. Kecamatan Pontang
memiliki curah hujan rata-rata 127,66 mm/tahun, suhu antara 23 – 320C dan pH tanah 55 – 59,
keadaan gambut 90 cm, keadaan drainase sedang, struktur tanah kasar, sedang dan
halus, dasar tambak pada umumnya berlumpur, serta tinggi pasang surut 1,5 – 2
m.
Kecamatan ini memiliki batas wilayah
administrasi sebagai berikut:
·
Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa.
·
Sebelah
selatan berbatasan dengan Kecamatan Ciruas.
·
Sebelah
barat berbatasan dengan Kecamatan Kasemen.
·
Sebelah
timur berbatasan dengan Kecamatan Tirtayasa.
Kabupaten Serang memiliki 34
kecamatan. Dari jumlah keseluruhan kecamatan tersebut, kecamatan yang memiliki
potensi perikanan berjumlah 9 kecamatan. Salah satunya adalah Kecamatan
Pontang. Kecamatan Pontang memiliki potensi perikanan air payau (tambak) adalah
seluas 2.203 Ha dan potensi perikanan air tawar (kolam) adalah seluas 3 Ha dari
luas wilayah 6.775 Ha di kecamatan tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari
data luas wilayah Kecamatan Pontang menurut penggunaan lahan pada Tabel 1
berikut ini:
Tabel 1. Luas wilayah Kecamatan Pontang menurut penggunaan lahan
No.
|
Desa
|
Jenis Penggunaan Lahan (Ha)
|
|||||
Sawah
|
Pekarangan
|
Tegalan
|
Tambak
|
Kolam
|
Lain-lain
|
||
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
|
Pontang
Singarajan
Wanayasa
Domas
Kalapian
Keserangan
Pegandikan
Pulo Kencana
Kencana Harapan
Lebak Kepuh
Lebak Wangi
Linduk
Kubang Puji
Sukanegara
Sukajaya
|
101
98
125
6
130
153
165
321
127
187
443
654
604
312
587
|
25
27
43
50
20
33
40
25
27
20
27
36
49
16
32
|
1
2
6
5
2
4
35
-
-
-
-
-
4
1
3
|
-
-
621
681
-
-
-
-
-
-
-
430
39
-
432
|
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
-
-
1
-
|
1
2
4
4
1
1
4
-
-
-
-
-
3
2
1
|
Jumlah
|
4.013
|
470
|
63
|
2.203
|
3
|
23
|
Sumber : Data Monografi Kecamatan Pontang, 2006.
Dari Tabel 1 diatas dapat
diketahui bahwa potensi perikanan air payau (tambak) terdapat di 5 desa yaitu
Desa Domas, Desa Wanayasa, Desa Linduk, Desa Kubang Puji dan Desa
Sukajaya. Sedangkan potensi perikanan
air tawar terdapat di 3 desa yaitu Desa Lebak Kepuh, Lebak Wangi, dan Desa
Sukanegara.
Jumlah dan klasifikasi kelompok
pembudidaya ikan di Kecamatan Pontang dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini :
Tabel 2. Jumlah dan kelompok pembudidaya ikan
No.
|
WKPP
|
Air Payau
|
Penangkapan
|
Pengolahan
|
Jumlah
|
||||||||||||
P
|
L
|
M
|
U
|
P
|
L
|
M
|
U
|
P
|
L
|
M
|
U
|
P
|
L
|
M
|
U
|
||
1
|
Pontang
|
3
|
2
|
2
|
-
|
4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7
|
2
|
2
|
-
|
Sumber : Dinas Perikanan
dan Kelautan Kabupaten Serang, 2006.
BAHAN DAN METODE
Kajian ini dilaksanakan di Kecamatan
Pontang Kabupaten Serang. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode survey, termasuk untuk mendapatkan data
primer dari sasaran yang dilakukan melalui pengajuan kuisioner dan wawancara
langsung. Dalam proses pengambilan dan pengumpulan data dibagi
manjadi dua, yaitu:
a.
Pengambilan data primer yaitu pengambilan data yang
diperoleh dengan mengikuti langsung kegiatan yang ada di lapangan mulai dari individu
sampai dengan kelompok. Data kelompok di Kecamatan Pontang dapat dilihat pada
Tabel 3,
b.
Pengambilan data sekunder yaitu pengambilan data yang
diperoleh dari literatur sebagai bahan acuan dan data yang ada di lapangan.
Data yang diambil mengenai karakteristik
individu, lingkungan fisik dan
sosial, beragam kebutuhan, motivasi serta tujuan yang diinginkan, waktu dan tempat, metode penyuluhan, materi penyuluhan, media penyuluhan,
penyuluh dan fasilitas kerjanya, kebijakan pemerintah dan biaya. Responden yang diambil sebagai sampel diperoleh dengan menggunakan Rumus
Slovin.
Keterangan :
n = Jumlah sampel
(responden)
N = Jumlah populasi
pelaku utama yang tergabung dalam kelompok
e = Kelonggaran sampel
(10 %).
1 = Konstanta
Populasi pelaku utama berjumlah 149 orang.
Maka sampel yang diambil sebagai responden adalah sebanyak 60 orang.
n = 149/149 (0,1)2+1
= 60
Tabel 3. Data Kelompok Kecamatan Pontang
No.
|
WKPP
|
Jenis Kegiatan
|
Nama Kelompok
|
Kelas
|
Alamat
|
Nama Ketua
|
Jumlah Anggota
|
Luas Lahan (Ha)
|
1
|
Pontang
|
BDAP
|
Mina
Bahari
Windu
Safir
Mina
Lestari
Mutiara
Saluyu
Windu
S.
Tunas
Karya
|
M
L
L
P
M
P
P
|
Domas
Domas
Domas
Domas
Wanayasa
Linduk
Sukajaya
|
H.
Hawasi
H.
Nabhani
H.
Babay
H.
Satibi
H.
Tajudin
Tb.
Matin
Mastari
|
22
22
20
21
23
21
20
|
106,1
93,55
92
65,7
83
58,5
31,5
|
Penangkapan
|
Agustiana
Karya
Bahari
Tunas
Bahari
Sakaria
|
P
P
P
P
|
Kubangpuji
Pontang
Sukajaya
Wanayasa
|
Satibi
R.
Endang
Bastarini
Supena
|
25
18
26
21
|
25
unit
3
unit
8
unit
6
unit
|
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serang, 2006.
HASIL DAN BAHASAN
Evaluasi Metode Penyuluhan Perikanan
Metode penyuluhan yang digunakan di Kecamatan
Pontang adalah metode perorangan yaitu anjang sana dan anjang karya. Metode
lain yang digunakan adalah metode demonstrasi cara dan ceramah. Metode anjang
sana merupakan metode penyuluhan dengan cara mengunjungi rumah pembudidaya yang
dilakukan penyuluh secara terencana ke rumah pembudidaya dengan suatu tujuan
tertentu. Metode anjang karya juga hampir sama dengan metode anjang sana, hanya
tempat yang dikunjungi bukan rumah pembudidaya tetapi tempat usaha/tambak.
Kedua metode ini dipilih karena dinilai efektif
dan efisien untuk diterapkan di lapangan dari 28 metode penyuluhan yang ada.
Dengan menggunakan metode ini sasaran menjadi lebih memahami isi pesan dari
kegiatan penyuluhan. Karena metode ini merupakan metode yang pendekatannya
secara pribadi/individu sehingga sasaran lebih cepat sadar dan berminat untuk
mengadopsi inovasi yang diperoleh. Pendekatan individu yang dilakukan membantu
penyuluh untuk dapat mencapai tujuan penyuluhan yang lebih baik daripada
pendekatan massal.
Dengan metode ini, penyuluh dapat langsung
mendampingi dan mengarahkan pembudidaya untuk menerapkan inovasi yang
disampaikan. Dana yang dikeluarkan pun tidak terlalu tinggi karena penyuluh
tidak harus menyiapkan makanan ringan, minuman, ataupun uang transport bagi
pembudidaya yang disuluh. Selain itu, kegiatan kunjungan ke rumah ataupun
tempat usaha bisa tidak sering dilakukan dengan syarat kunjungan tersebut harus
teratur dan waktu kunjungan tidak mengganggu waktu kerja sasaran. Kunjungan
yang jarang tetapi teratur akan lebih efektif daripada kunjungan yang sering
tapi tidak teratur. Kunjungan rumah biasanya ditujukan untuk ketua kelompok dan
tokoh-tokoh desa yang terkait. Kunjungan tempat usaha/tambak biasanya ditujukan
untuk pembudidaya.
Selain kedua metode tersebut, metode lain yang
digunakan adalah metode demonstrasi cara. Metode ini dilaksanakan oleh penyuluh
perikanan dengan modal sendiri untuk membudidayakan komoditas yang umumnya
dibudidayakan oleh para pembudidaya dengan mengelola tambak sendiri. Mulai dari
persiapan tambak sampai dengan pemasaran. Metode ini cukup efektif diterapkan
di lapangan yang ditujukan untuk sasaran kelompok. Sasaran dapat melihat
langsung serta memperhatikan perkembangan komoditas yang dibudidayakan dan
hasil/produksinya.
Metode ini cukup efektif untuk menumbuhkan minat
sasaran agar mencoba seperti yang dilakukan oleh penyuluh tersebut. Penyuluh
juga tidak perlu bersusahpayah untuk mengumpulkan sasaran agar mau datang dan
mencoba inovasi yang dilakukan. Karena sasaran akan melihat sendiri hasil yang
dilakukan oleh penyuluh. Disamping itu, penyuluh juga dapat mengambil hasil
berupa keuntungan dari kegiatan budidaya yang dikelolanya dengan menjual
produknya ke pasaran.
Metode penyuluhan lain yang digunakan tetapi
jarang dilaksanakan adalah metode ceramah. Setelah dilaksanakan evaluasi,
ternyata metode tersebut tidak efektif dan efisien untuk dilaksanakan karena
memerlukan dana yang cukup banyak untuk mengadakan penyuluhan dengan metode
tersebut. Dana tersebut digunakan untuk keperluan pembelian makanan ringan
(snack), minuman, uang transport untuk para pembudidaya yang disuluh. Selain
itu, penyuluh harus menggunakan alat peraga atau alat bantu. Menggunakan metode
ceramah akan sangat menjemukan apabila materi ceramah disampaikan tanpa alat
peraga atau alat bantu. Sedangkan penyuluh di Kecamtan Pontang Kabupaten Serang
tidak dapat menggunakan alat peraga atau alat bantu karena kurangnya
fasilitas/ketersediaan alat peraga atau alat bantu tersebut.
Karakteristik Sasaran Penyuluhan
Sasaran
kegiatan penyuluhan di Kecamatan Pontang adalah pembudidaya bandeng dan udang
windu. Sasaran penyuluhan memiliki
karakteristik: mandiri, cenderung mengikuti tokoh setempat, terbuka pada
bantuan pemerintah, tergabung dalam kelompok budidaya, tergabung dalam
pengajian pada masing-masing RT, terdiri dari berbagai suku, memiliki kebutuhan
sarana dan prasarana yang sama antar pembudidaya, memiliki tujuan yang sama,
terbuka pada penyuluh tetapi agak sulit menerima inovasi.
Penetapan Metode Penyuluhan
Berdasarkan evaluasi metode penyuluhan
perikanan dan identifikasi karakteristik sasaran, maka penetapan metode
penyuluhan perikanan yang tepat di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang adalah
anjang sana, anjang karya, demonstrasi cara, penyebaran leaflet/folder/brosur/majalah, dan diskusi.
SIMPULAN
Metode penyuluhan
yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan perikanan Kecamatan Pontang Kabupaten
Serang adalah metode anjang sana, anjang karya, metode demonstrasi cara swadaya,
dan ceramah. Karakteristik sasaran penyuluhan: mandiri, mengikuti tokoh setempat, terbuka pada
bantuan pemerintah, tergabung dalam kelompok budidaya, tergabung dalam
pengajian pada masing-masing RT, terdiri dari berbagai suku, memiliki kebutuhan
sarana dan prasarana yang sama antar pembudidaya, memiliki tujuan yang sama,
terbuka pada penyuluh tetapi agak sulit menerima inovasi.
Berdasarkan
evaluasi terhadap metode penyuluhan yang telah dilakukan dan identifikasi
karakteristik sasaran penyuluhan, maka penetapan metode penyuluhan yang tepat
untuk diaplikasikan di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang adalah metode anjang
sana, anjang karya, demonstrasi cara, penyebaran leaflet/folder/brosur/majalah,
dan diskusi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Pedoman Umum Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian.
Balai Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian Departemen Pertanian. Jakarta.
Anonim. 2002. Kebijaksanaan Nasional Penyelenggaraan Penyuluhan
Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.
Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret
University Press. Surakarta.
Van Den Ban et. al. 1999. Penyuluhan Pertanian. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.
Nice post...
BalasHapusSalam Persahabatan,
www.MitraBibit.com
Terima kasih...salam
HapusSalam, Mbak Ainun mohon dengan hormat informasinya yaitu apakah di Pontang Serang ada yang memproduksi Garam , apakah ada Petani Garam di Pontang, mohon info nama desa nya ya mbak...Terimakasiiiih sekali mbak infonya saya tunggu.
BalasHapusWass,
Pramu,
HP 082137999997 ; PIN BB 2A259B6F
Email, s.amioreol@gmail.com