PEMBENIHAN LELE DUMBO DENGAN PENYUNTIKAN HORMON
Oleh : Ainun Mardiyah, S.St.Pi*
I. PENDAHULUAN
Konsumsi ikan lele dumbo beberapa tahun terakhir ini
semakin meningkat. Jika dahulu ikan lele dipandang sebagai ikan kelas bawah,
sekarang ternyata konsumen ikan lele semakin meluas. Rasa daging yang khas
serta cara masak yang mudah dan sederhana, menjadikan menu ikan lele sebagai
menu masakan kegemaran masyarakat luas.
Seiring dengan semakin tingginya permintaan ikan lele,
membuat peluang usah budidaya ikan lele semakin terbuka. Apalagi budidaya ikan
lele baik pembenihan, pendederan, maupun pembesaran dapat dijalankan hanya
dengan modal yang tidak terlalu besar. Usaha budidaya lele dumbo di kalangan
pembudidaya ikan lele sudah menjamur. Dari tahapan pembenihan sampai pada
tahapan pembesaran, sudah banyak pembudidaya ikan yang menggelutinya. Khususnya
pada tahapan pembesaran ikan lele dumbo. Pelaku utama yang menggeluti tahapan
pembesaran lele dumbo mengaku kesulitan dalam mndapatkan benih lele dumbo
seiring banyaknya permintaan pasar terhadap lele dumbo tersebut. Untuk itu
perlu peningkatan produksi benih lele dumbo.
Pembenihan merupakan proses awal dari budi daya lele
dumbo. Dalam proses ini, ikan dipelihara hingga menghasilkan
benih dengan berbagai ukuran. Secara garis besar, kegiatan pembenihan lele
dumbo meliputi pembuatan kolam, pemilihan induk, pemijahan, penetasan telur,
pemeliharaan larva serta pemanenan benih. Salah satu cara peningkatan produksi
pada tahapan pembenihan ini dapat dilakukan dengan sistem suntik hormon memakai
ovaprim. Pemakaian ovaprim dalam penyuntikan hormon ini dapat membantu
mempercepat rangsangan dalam proses pemijahan ikan lele dumbo. Sehingga waktu
dalam tahapan-tahapan pembenihan lele dumbo dapat lebih efisien dan produksi
juga dapat lebih ditingkatkan.
|
II. TEKNIS
PEMBENIHAN
A. Pembuatan Kolam
Pemijahan lele dumbo biasa dilakukan di kolam tembok yang disediakan secara
khusus untuk pemijahan. Meskipun demikian, cara yang lebih murah adalah
memanfaatkan terpal. Kolam terpal ini dapat dibuat di bawah permukaan tanah
ataupun di atas permukan tanah. Kolam yang berada di atas permukaan tanah dapat
disangga dengan kayu ataupun bambu.
Kolam terpal yang dimaksud tersebut dapat dilihat pada
Gambar 1 dan 2.
Gambar 1. Kolam terpal di bawah permukaan tanah
Gambar 2. Kolam terpal
di atas permukaan tanah
Kolam terpal untuk pemijahan lele dumbo ini luasnya
sekitar 2 m2. Sebelum digunakan, kolam pemijahan harus dibersihkan
dan dikeringkan selama kurang lebih 3 hari. Selanjutnya, bak diisi air bersih
setinggi 50-60 cm. Jika air yang digunakan adalah air keruh atau kotor, maka daya
tetas telur tidak akan maksimal. Hal ini disebabkan karena permukaan telur akan
tertutup oleh lapisan lumpur, sehingga tidak dapat menetas.
Untuk tempat penempelan telur, di dalam kolam pemijahan
harus disediakan kakaban yang terbuat dari ijuk. Ukuran kakaban dapat
menyesuaikan dengan ukuran kolam. Namun, ukuran yang biasa digunakan panjangnya
75-1100 cm dan lebarnya 30-40 cm.
Sebagai patokan, untuk satu pasang induk lele dumbo
dengan berat induk betina 500 gram, diperlukan kakaban sebanyak empat buah.
Jika kurang, dikhawatirkan telur yang dikeluarkan pada saat pemijahan tidak
tertampung seluruhnya atau menumpuk di kakaban, sehingga mudah membusuk dan
tidak menetas.
Kakaban yang telah disiapkan dipasang rata menutupi
seluruh permukaan dasar kolam pemijahan. Kakaban tersebut ditindih dengan
menggunakan pemberat. Hal ini dimaksudkan agar telur bisa tertampung di kakaban
dan seluruh bagiannya tetap dalam kondisi terendam air.
B. Pemilihan
Induk Matang Gonad
Satu hal yang penting adalah kondisi induk
yang akan dipijahkan. Induk yang akan dipijahkan harus telah memenuhi
persyaratan standar. Persyaratan tersebut diantaranya harus matang kelamin dan
berumur tidak kurang dari satu tahun.
Berikut ini ciri-ciri induk lele dumbo yang baik dan matang
gonad :
v Betina
•
Umur
induk sudah mencapai 1-1,5 tahun.
•
Alat kelamin
bulat dan berwarna kemerah-merahan.
•
Pada bagian
perut membesar ke arah anus dan jika diraba terasa lembek.
•
Jika bagian perut perlahan diurut ke arah anus akan
keluar telur berwarna kekuningan.
Gambar 3. Induk lele dumbo betina
v Jantan
•
Umur induk sudah mencapai 9-12 bulan.
•
Alat
kelamin memanjang dan runcing.
•
Warna
tubuh agak kemerahan.
•
Tubuh
ramping dan gerakannya lincah.
Gambar 4. Induk lele dumbo jantan
C. Pembuatan Larutan Hormon
Pembuatan
hormon ditujukan untuk mempercepat proses rangsangan pemijahan kepada induk
lele. Pembuatan hormon dalam pemijahan lele dumbo ini adalah sebagai berikut :
v Hormon yang digunakan yaitu hormon ovaprim.
v Dosis 0,2 ml induk betina dan 0,05 ml
induk jantan.
v Ambil hormon dengan spuit, tambahkan
aquades 1,5 - 2 ml.
v Aduk merata didalam spuit hingga berwarna
putih susu.
v Larutan hormon siap untuk disuntikan.
D. Penyuntikan
Proses
penyutikan hormon dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
v Induk betina matang kelamin/gonad,
ditangkap mengunakan lambit. Penangkapan induk dilakukan hati-hati agar induk
tidak stress. Tangkap induk betina masukan ke dalam kain dan tutupkan kain
tersebut pada bagian kepala dan mata. Hal ini dilakukan agar induk tidak
mengalami stress.
v Induk betina yang telah ditangkap kemudian
disuntikan hormon secara instramuscular yaitu dibagian punggung ikan sebelah
kiri atau kanan. Cari bagian daging yang lebih tebal.
v Penyuntikan dilakukan satu kali.
v Waktu penyuntikan dapat diatur sesuai
situasi dan kondisi.
E. Proses Pemijahan
Setelah disuntik, induk dilepaskan ke
dalam kolam terpal. Untuk satu kolam pemijahan, jumlah induk yang dipijahkan
cukup satu pasang saja. Jika induk yang dipijahkan dalam satu kolam terdapat
beberapa pasang induk, dikhawatirkan akan terjadi perkelahian sehingga proses
pemijahan tidak dapat berlangsung dengan sempurna. Bahkan induk dapat terluka
akibat perkelahian tersebut.
Proses
pemijahan induk lele dumbo adalah sebagai berikut :
v Induk yang disuntik dimasukan ke dalam kolam
terpal.
v Perbandingan induk jantan dan betina
adalah 1 : 1.
v Tutup bagian atas bak agar tidak loncat
saat proses pemijahan.
v Proses pemijahan akan terjadi 8 – 12 jam
dari penyuntikan.
v Pemijahan sistem kawin suntik, biasanya
memijah malam hari.
v
Tanda sudah memijah, pada kakaban terlihat telur
menempel secara merata dan akan tercium bau amis.
F. Penetasan Telur
Pada hari yang bersamaan
dengan persiapan pemijahan, kolam atau tempat penetasan harus dipersiapkan
pula. Karena setelah selesai proses pemijahan berlangsung, telur yang ada pada
kakaban harus segera dipindahkan. Jika tidak segera dipindahkan, dikhawatirkan telur tersebut akan dimakan
oleh induk lele dumbo.
Kolam penetasan dapat juga
dipakai kolam terpal yang ukurannya lebih besar daripada kolam pemijahan. Karena kolam penetasan tersebut
merupakan tempat perawatan sekaligus
pemeliharaan larva lele dumbo. Seekor induk betina lele dumbo 500 gram membutuhkan luas kolam penetasan
sekitar 2 x 3 0,5 m.
Kolam penetasan dapat
ditempatkan di samping atau belakang rumah, asalkan tidak langsung terkena
sinar matahari dan hujan. Kolam yang langsung terkena sinar matahari dan hujan,
dapat mengakibatkan benih lele dumbo mengalami kematian karena terjadi
perubahan suhu yang drastis.
Penetasan telur dilakukan
dalam wadah terpisah, proses penetasan telur adalah sebagai berikut :
v Kakaban berisi telur, ditetaskan dalam wadah
yaitu akuarium/kolam semen/kolam terpal dengan ketinggian air 20 – 30 cm.
v Sebelum ditetaskan telur di treatment
dengan larutan methyline blue.
v Simpan kakaban pada kolam penetasan,
posisi telur berada bagian bawah permukaan air.
v Untuk menambah oksigen terlarut dalam air,
dapat diberi aerasi.
v Telur yang tidak dibuahi berwarna putih.
Telur tersebut dapat dibuang.
v Telur menetas setelah 24 jam, pada
suhu normal 24 – 260C.
v
Setelah
menetas semua kakaban diangkat, agar media penetasan tetap terjaga kualitasnya.
G. Perawatan Telur
Telur
lele dumbo akan menetas setelah 22-124 jam dari saat pemijahan. Selama proses
penetasan berlangsung, diusahakan ada sedikit air yang mengalir. Proses
mengalirkan air tersebut dapat menggunakan selang kecil yang biasa digunakan
pada aerator akuarium. Pengaliran air ini bertujuan untuk menjaga kualitas air
selama penetasan. Jika kualitas air jelek dan timbul bau yang tidak sedap maka
larva akan mati.
Larva
yang telah menetas akan berkumpul di dasar kolam penetasan. Setelah menetas,
kakaban segera diangkat. Kakaban harus diangkat secara hati-hati. Jika
pengangkatan kakaban terlambat dilakukan, telur-telur yang tidak menetas akan
membusuk dan menyebabkan kualitas air menurun.
H. Perawatan Larva
Setelah berumur dua hari, larva mulai
bergerak dan menyebar ke seluruh bak penetasan. Sampai umur tiga hari, larva
tidak perlu diberi pakan tambahan, karena masih memanfaatkan cadangan makanan
yang dibawa di dalam tubuhnya, yakni pada kuning telur. Larva dapat diberi
pakan tambahan setelah berumur empat hari. Jenis pakan yang cocok adalah pakan
alami seperti kutu air (Daphnia atau Moina) atau cacing rambut.
Pakan
buatan kurang baik jika diberikan pada larva, karena jika pakan yang diberikan
tidak habis maka akan membusuk dan dapat menurunkan kualitas air. Pakan alami
diberikan dua kali sehari pada pagi dan sore hari sesuai dengan kebutuhan
(adlibitum).
Faktor
lain yang harus diperhatikan dalam perawatan larva adalah penggantian air.
Penggantian air harus dilakukan setiap 2-3 hari sekali atau tergantung dari
kebutuhan. Jumlah air yang diganti sebanyak 50-70% dengan cara menyifon sambil
membuang kotoran yang terdapat dalam kolam.
Proses
perawatan larva dapat dilihat sebagai berikut :
•
Dilakukan
pada bak penetasan/bak khusus pemeliharaan larva.
•
Larva
belum diberi makan 2 – 3 hari, karena
masih membawa cadangan makanan.
•
Makanan
tambahan diberikan setelah berumur 2/3 hari.
•
Pakan
tambahan berupa cyste artemia/cacing rambut yang dicincang dulu secara manual
atau menggunakan blender.
•
Pemeliharaan
larva dapat dilakukan selama 7-10 hari.
•
Ukuran
larva pada umur 7-10 hari mencapai ukuran 1-1,5 cm.
I. Pemanenan Benih
Pemanenan benih harus dilakukan dengan hati-hati
agar banih tidak stress. Pemanenan
dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu masih rendah. Berikut ini adalah
cara pemanenan benih lele dumbo :
•
Umur 7-10
hari, benih sudah siap untuk dipanen.
•
Biasanya
sudah mencapai ukuran 1-1,5 cm.
•
Dilakukan
pagi atau menjelang sore hari.
•
Siapkan
bak plastik bulat volume 100 lt, isi air setinggi 10–15 cm dan diberi aerasi
secukupnya.
•
Tangkap
benih dengan selang dan disaring menggunakan scopnet yang berisi air dalam
wadah baskom.
•
1
ekor induk yang beratnya 1 kg, menghasilkan benih sebanyak 40.000–60.000 ekor benih
umur 7 hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar