Sabtu, 29 Januari 2011

PROSPEK USAHA GARAM RAKYAT


Garam (terutama garam beryodium) merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat sebagai pelengkap kebutuhan pangan dan merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Walaupun garam tidak termasuk dalam kelompok barang strategis, kebutuhan domestik sangat besar. Pada 2008 kebutuhan garam nasional untuk sektor konsumsi (garam iodisasi) seperti rumah tangga, industri makanan, pengasinan ikan, dan pakan ternak sebesar 1,12 ton dan garam non iodisasi (garam perminyakan, industri non-pangan, alkali, perkebunan, farmasi berkadar garam sekitar 90%-98,5%) mencapai 1,67 juta ton.

       Dari total kebutuhan garam sekitar 2,79 juta ton tersebut, yang mampu dipasok oleh industri garam (termasuk garam rakyat) hanya sebanyak 1,03 juta ton dan sisanya harus dipenuhi dari impor. Hal ini disebabkan karena produktivitas lahan penggaraman di Indonesia rata-rata baru mencapai sebesar 60–70 ton/hektar/tahun. Rendahnya produktivitas garam nasional yang tidak sebanding antara tingkat kebutuhan dengan konsumsi garam mengakibatkan Indonesia masih membuka impor garam dari luar negeri yang jumlahnya mencapai 55% dari kebutuhan garam nasional. Kebutuhan garam untuk industri dan rumah tangga tersebut diperkirakan terus bertambah, dengan proyeksi pada 2009 sebanyak 2,778 juta ton, 2010 sebanyak 3,304 juta ton, dan 2011 mencapai 5,196 ton.
Jika melihat besarnya kebutuhan garam nasional dan belum mampu dipasok oleh industri garam dalam negeri, prospek pengembangan usaha garam sangat besar, mengingat potensi lahan garam yang belum dimanfaatkan masih sangat luas. Potensi lahan garam di Indonesia adalah sebagai berikut :
NO
LOKASI
LAHAN (Ha)
PRODUKSI
POTENSI
PRODUKTIF
(Ton)
1
JAWA TIMUR
17.300
12.279
804.000

PT. Garam
7391
5190


Sampang
4849
4246


Pamekasan
1414
975


Sumenep
2767
1214


Gresik
488
328


Pasuruan
157
145


Sidoarjo
234
181

2
JAWA TENGAH
3.249
2.890
155.000

Pati
1177
977


Rembang
1097
897


Brebes
84
84


Jepara
625
767


Demak
266
165

3
JAWA BARAT
1.746
1.411
112.000

Cirebon
1106
926


Indramayu
590
465


Karawang
50
20

4
NTB
1.574
1.034
56.000

Bima
732
714


Lombok Timur
189
142


Sumbawa
653
178

5
NTT
9.078
950
60.000

Kupang
4130
491


Nagekeo
4108
250


Ende
500
81


Manggarai
140
53



200
75

6
SULSEL
1.264
1.025
60.000

Jeneponto
534
434


Pangkep
503
383


Takalar
152
133


Maros
75
75

7
SULTENG
320
300
18.000

Palu
20
20


Donggala
300
280

8
BALI
100
100
300
9
ACEH
100
100
300
TOTAL
34.731
20.089
1.265.600

Berikut ini merupakan peta lahan potensi garam di Indonesia:








Tidak ada komentar:

Posting Komentar