Tomlinson (1986) membagi flora mangrove menjadi 3 elemen, yaitu elemen
mangrove mayor, elemen mangrove minor dan elemen mangrove asosiasi. Tomlinson
mengklasifikasi ketiga macam elemen flora mangrove ini sebagai berikut : 9
genus dan 34 jenis untuk elemen mangrove mayor, 11 genus dan 20 jenis untuk
elemen mangrove minor serta 46 genus dan 60 jenis untuk elemen mangrove
asosiasi. Flora elemen
mangrove mayor pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Hanya hidup pada daerah mangrove, secara alami hanya terdapat pada ekosistem mangrove dan tidak ditemukan di komunitas teresterial/darat,
- Memiliki peran utama dalam struktur komunitas vegetasi mangrove dan memiliki kemampuan untuk membentuk tegakan murni (pure stand),
- membentuk morfologi khusus untuk beradaptasi dengan lingkungannya, misalnya dengan adanya akar napas (aerial root), berasosiasi dengan pertukaran gas, vivipari dan kriptovivipari embrio,
- Mekanisme fisiologis untuk pengeluaran garam sehingga beberapa jenis vegetasi mangrove dapat tumbuh pada tempat dengan kadar garam rendah sampai tinggi.
- Isolasi taksonomi dari kelompok teresterial, mangrove sejati terpisahkan dari kelompoknya paling sedikit pada tingkat genus dan terkadang pada tingkatan sub-famili atau famili.
Contoh dari elemen mayor adalah Avicennia marina (api-api), Sonneratia
alba (pidada, prapat), Rhizopora mucronata (bakau), Ceriops tagal
(mentingi), Bruguiera gymnorrhyza (lindur) dan Nypa frutican (nipah).
Elemen flora mangrove minor biasanya tidak membentuk elemen vegetasi yang
mencolok, tetapi hanya dijumpai di tepian habitat tersebut dan hampir tidak
pernah membentuk suatu tegakan murni. Contoh dari elemen minor adalah Pemphis acidula
(centigi), Aegiceras corniculatum, Excoecaria agalocha (buta-buta)
dan Xylocarpus
granatum (nyirih).
Sedangkan elemen flora mangrove asosiasi pada umumnya tidak memiliki ciri
morfologi yang biasanya dimiliki oleh elemen mayor dan elemen minor (tidak
memiliki akar napas, tipe buah dan biji yang normal, tidak memiliki mekanisme
untuk pengeluaran garam) dan sering kali hanya dijumpai pada tepi mangrove
lebih dekat ke daratan. Contoh dari elemen asosiasi adalah Terminalia
catapa (ketapang), Thespesia populnea, Barringtonia asiatica
dan Cerberra
manghas (bintaro).
Sedangkan Giesen ( - ) menyebutkan bahwa vegetasi mangrove di Indonesia
mencapai 202 jenis, yang terdiri dari 89 spesies pohon, 5 spesies palem, 19
jenis liana, 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit dan 1 jenis sikas.
Berdasarkan peran vegetasi terhadap habitat mangrove, Chapman dalam Kusmana
(2003) membagi flora mangrove menjadi dua kategori, yaitu :
1.
Flora Mangrove Inti, yaitu flora mangrove yang memiliki peran ekologi utama
dalam formasi mangrove. Contohnya adalah genus Rhizopora, Bruguiera, Ceriops,
Kandelia, Sonneratia, Avicennia, Nypa, Xylocarpus, Derris, Acanthus,
Lumnitzera, Schypipora dan Dolichandrone,
2.
Flora Mangrove Peripheral (pinggiran), yaitu flora mangrove yang secara
ekologi berperan dalam formasi mangrove, tetapi flora tersebut juga berperan
penting dalam formasi hutan lain. Contohnya adalah Excoecaria agalocha, Acrostichum aureum, Cerbera manghas,
Heritiera
litoralis dan Hibiscus tilliaceus.
Vegetasi mangrove di dunia dapat dijumpai pada sepanjang pantai tropis
sampai sub tropis dengan kondisi lingkungan yang sesuai (pada pantai
terlindung, bebas dari ombak besar, teluk, laguna, estuarin). Sedangkan
penyebarannya dapat dijumpai dari 32°LU sampai dengan 38°LS. Menurut Chapman
dalam Kusmana (2003), berdasarkan keragaman penyebaran vegetasi di dunia,
vegetasi mangrove dibagi menjadi dua yaitu :
- The Old World Mangrove, penyebarannya meliputi Afrika Timur, Laut Merah, India, Asia Tenggara, Jepang, Filipina, Australia, New Zealand, Kepulauan Pasifik dan Samoa (disebut juga dengan Grup Timur),
- The New World Mangrove, penyebarannya meliputi pantai Atlantik dari Afrika dan Amerika, Meksiko, pantai Pasifik Amerika dan Kepulauan Galapagos (disebut juga dengan Grup Barat). Keragaman jenis Grup Barat relatif lebih sedikit dibanding dengan keragaman di Grup Barat.
Sumber :
Giesen,
dkk, - , A Field Guide of Indonesian Mangrove ,
Bogor : Wetlands International-Indonesian Programme
Kusmana, dkk , 2003 , Teknik Rehabilitasi Mangrove , Bogor :
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Tomlinson, 1986 , The Botany of
Mangrove , New York : Cambridge University Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar