Indonesia sebagai
negara maritim memiliki
luas perairan sekitar 5,8 juta km2 atau dengan
kata lain memuat 1,3 % dari luas perairan dunia, dikenal pula sebagai salah
satu negara Mega Biodiversity dengan kandungan potensi 25% jenis ikan; 16%
jenis reptil; 17% jenis burung; 12% mamalia; 16% amphibi; 70% jenis terumbu
karang di dunia ditemukan di Indonesia.
Ekosistem terumbu karang, selain menyajikan keindahan dan
keunikan potensi sumberdaya alam hayati laut namun sangat peka terhadap
perubahan yang terjadi di lingkungannya, baik bersifat fisik maupun kimia.
Sedangkan aktivitas manusia seperti penangkapan ikan dengan dinamit dan
potasium merupakan ancaman yang sangat potensial untuk merusak ekosistem
terumbu karang tersebut.
Terumbu karang merupakan salah satu
mata rantai yang sangat penting bagi keberlangsungan serta pelestarian berbagai
biota laut. Secara ekologis ekosistem terumbu karang bersama dengan hutan
mangrove, padang lamun serta rumput laut merupakan tempat pemijahan (spawning
ground), tempat pembesaran (nursery ground), tempat mencari
makan (feeding ground) serta tempat perlindungan bagi anakan bermacam
jenis udang, ikan, kepting dan jenis biota laut lain termasuk juga jenis biota
konsumsi yang memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi.
Disamping itu terumbu karang juga
memiliki fungsi perlindungan bagi wilayah pesisir sekitarnya, karena terumbu
karang memiliki jenis material dasar yang padat / masif sehingga dapat melindungi
pantai di belakangnya dari hempasan gelombang yang sifatnya merusak. Pecahan
karang yang terbawa ke pantai merupakan suplai material yang membantu menjaga
keseimbangan dan kestabilan garis pantai.
Dengan
memperhatikan hal-hal tersebut diatas, maka diperlukan suatu kegiatan dalam
upaya melestarikan potensi terumbu karang.
Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan dilaksanakannya kegiatan
identifikasi dinamika potensi terumbu karang. Diharapkan dengan
upaya kegiatan tersebut, kelestarian potensi terumbu karang dapat terjaga serta
menjamin keseimbangan ekosistem. Terumbu
karang merupakan ekosistem yang unik diantara berbagai asosiasi atau komunitas
hayati bahari, karena keseluruhannya terbentuk oleh kegiatan biologis dan hanya
terdapat di laut tropis.
Kondisi
fisik terumbu karang yang kompleks memberikan andil bagi keragaman dan
produktivitas biologinya. Banyaknya lubang dan celah di terumbu karang
memberikan tempat tinggal, perlindungan, tempat mencari makan dan berkembang
biak bagi ikan dan invertebrata yang ada di perairan terumbu karang maupun yang
berasal dari lingkungan sekitarnya. Biotanya yang hidup di daerah terumbu
merupakan suatu komunitas yang meliputi kumpulan kelompok biota dari berbagai
tingkat trophik. Masing-masing komponen dalam komunitas ini mempunyai
ketergantungan yang erat antara satu dengan lainnya. Oleh karena itu pada
terumbu karang akan banyak dijumpai ikan-ikan yang bergerak di antara
bermacam-macam karang dan organisme lainnya yang berasosiasi. Dengan
melimpahnya jumlah dan jenis ikan di daerah terumbu karang, tampak jelas bahwa
ikan-ikan tersebut memberikan andil yang besar bagi dinamika ekosistem terumbu
karang.
Sumber
:
Mojetta, Angelo. 1995. The Barrier Reefs: A Guide to the World of Corals (Diving Guides).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar