Dimanakah
sebaiknya pemeliharaan telur gurame dilakukan?
Hal
yang perlu diperhatikan dalam menangani telur gurame dalam sarang yaitu
mengangkat telur secepat mungkin setelah induk bertelur. Bila telur tidak
sempat dipindahkan beberapa saat setelah induk bertelur, pagi harinya telur
dalam sarang harus segera diangkat.
Hal
ini bertujuan untuk menghindari penurunan jumlah penetasan telur karena
kurangnya oksigen atau akibat kekeruhan air.
Pemeliharaan
telur dapat dilakukan di akuarium, bak plastik atau bak fiber yang ditempatkan
pada bangunan yang terlindung dari curah hujan. Padat tebar telur adalah 4
butir/cm2 dengan ketinggian air 15-20 cm.
Apa yang perlu diperhatikan saat pemeliharaan telur?
Saat
pemeliharaan, kandungan oksigen harus dijaga agar ketersediaannya mencukupi,
bisa ditambah dengan aerasi. Saat pemberian aerasi, diusahakan agar telur tidak
teraduk. Air media penetasan yang baik adalah bersuhu 290C-300C,
pH 6,7-8,6. sumber air diusahakan berasal dari tanah. Bila kandungan
karbondioksida dalam air tanah tinggi, nilai pH rendah dan air mengandung bahan
logam, sebaiknya air tanah diendapkan dulu selama 24 jam. Bila pemeliharaan
berjalan dengan baik, telur akan menetas setelah 36-48 jam.
Bagaimana
mengangkut telur dan benih gurame?
Pengangkutan
telur menggunakan ember plastik atau jambangan (paso). Sebaiknya jambangan
dibersihkan dahulu. Membersihkan tidak dengan sabun, karena dapat merangsang
tumbuhnya jentik-jentik nyamuk. Sebaiknya pembersihannya menggunakan garam dan
dibilas beberapa kali hingga bersih. Jambangan yang telah bersih diisi dengan
air bersih. Selanjutnya, sarang dilepaskan dari kerangkanya dan dimasukkan
dalam jambangan yang telah diisi air bersih dan siap diangkut.
Telur
dalam sarang tidak mengumpul di satu tempat tapi berlapis-lapis. Oleh karena
itu, telur pun diletakkan secara berlapis-lapis bergantian dengan ijuk.
Terakhir, mulut sarang ditutup.
Setibanya
di tempat tujuan, telur dikeluarkan selapis demi selapis agar air yang membawa
oksigen dapat menerobos ke sela-sela ijuk sehingga kebutuhan oksigen telut
tercukupi. Bila telur yang sudah dibuahi tidak memperoleh oksigen yang cukup,
proses metabolisme akan berhenti dan telur tidak menetas. Demikian pula bila
telur menumpuk dan mengumpul di satu tempat, telur yang berada di tengah tidak
memperoleh oksigen yang cukup.
Mengingat
susunan telur berlapis-lapis, aktivitas pengeluaran telur harus dilakukan
dengan hati-hati. Lubang mulut sarang dibuka, lalu satu per satu lapisan telur
dikeluarkan, kemudian telurnya dilepaskan dari ijuk dan dimasukkan ke dalam
paso.
Bagaimana cara mencegah datangnya jamur yang menyerang
telur?
Datangnya jamur dapat dicegah dengan menjaga kebersihan
wadah penetasan. Bila jamur telah menjangkiti telur yang rusak atau tidak
menetas maka sebaiknya telur yang dijangkiti segera dibuang. Serangan jamur
dapat diobati dengan menggunakan NaCl sebanyak 1 gram per liter air.
Oleh : Ainun Mardiyah, S.St.Pi
Pusat Pengembangan Penyuluhan KP
Program Prasasti Mina
Kabupaten Purbalingga
2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar