Sabtu, 30 Januari 2010

Serba-Serbi Pemeliharaan Telur Gurame

Dimanakah sebaiknya pemeliharaan telur gurame dilakukan?

Hal yang perlu diperhatikan dalam menangani telur gurame dalam sarang yaitu mengangkat telur secepat mungkin setelah induk bertelur. Bila telur tidak sempat dipindahkan beberapa saat setelah induk bertelur, pagi harinya telur dalam sarang harus segera diangkat.
Hal ini bertujuan untuk menghindari penurunan jumlah penetasan telur karena kurangnya oksigen atau akibat kekeruhan air.
Pemeliharaan telur dapat dilakukan di akuarium, bak plastik atau bak fiber yang ditempatkan pada bangunan yang terlindung dari curah hujan. Padat tebar telur adalah 4 butir/cm2 dengan ketinggian air 15-20 cm.


Apa yang perlu diperhatikan saat pemeliharaan telur?
Saat pemeliharaan, kandungan oksigen harus dijaga agar ketersediaannya mencukupi, bisa ditambah dengan aerasi. Saat pemberian aerasi, diusahakan agar telur tidak teraduk. Air media penetasan yang baik adalah bersuhu 290C-300C, pH 6,7-8,6. sumber air diusahakan berasal dari tanah. Bila kandungan karbondioksida dalam air tanah tinggi, nilai pH rendah dan air mengandung bahan logam, sebaiknya air tanah diendapkan dulu selama 24 jam. Bila pemeliharaan berjalan dengan baik, telur akan menetas setelah 36-48 jam.

Bagaimana mengangkut telur dan benih gurame?
Pengangkutan telur menggunakan ember plastik atau jambangan (paso). Sebaiknya jambangan dibersihkan dahulu. Membersihkan tidak dengan sabun, karena dapat merangsang tumbuhnya jentik-jentik nyamuk. Sebaiknya pembersihannya menggunakan garam dan dibilas beberapa kali hingga bersih. Jambangan yang telah bersih diisi dengan air bersih. Selanjutnya, sarang dilepaskan dari kerangkanya dan dimasukkan dalam jambangan yang telah diisi air bersih dan siap diangkut.
Telur dalam sarang tidak mengumpul di satu tempat tapi berlapis-lapis. Oleh karena itu, telur pun diletakkan secara berlapis-lapis bergantian dengan ijuk. Terakhir, mulut sarang ditutup.
Setibanya di tempat tujuan, telur dikeluarkan selapis demi selapis agar air yang membawa oksigen dapat menerobos ke sela-sela ijuk sehingga kebutuhan oksigen telut tercukupi. Bila telur yang sudah dibuahi tidak memperoleh oksigen yang cukup, proses metabolisme akan berhenti dan telur tidak menetas. Demikian pula bila telur menumpuk dan mengumpul di satu tempat, telur yang berada di tengah tidak memperoleh oksigen yang cukup.
            Mengingat susunan telur berlapis-lapis, aktivitas pengeluaran telur harus dilakukan dengan hati-hati. Lubang mulut sarang dibuka, lalu satu per satu lapisan telur dikeluarkan, kemudian telurnya dilepaskan dari ijuk dan dimasukkan ke dalam paso.
         
Bagaimana cara mencegah datangnya jamur yang menyerang telur?
          Datangnya jamur dapat dicegah dengan menjaga kebersihan wadah penetasan. Bila jamur telah menjangkiti telur yang rusak atau tidak menetas maka sebaiknya telur yang dijangkiti segera dibuang. Serangan jamur dapat diobati dengan menggunakan NaCl sebanyak 1 gram per liter air.
 
Oleh : Ainun Mardiyah, S.St.Pi
 Pusat Pengembangan Penyuluhan KP
Program Prasasti Mina
Kabupaten Purbalingga
2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar