Selasa, 02 Februari 2010

Serba-Serbi Pendederan Gurame

Syarat benih yang baik untuk digunakan pada setiap tahap pemeliharaan gurame

     a.    Larva
Larva memiliki bentuk tubuh normal dan merupakan hasil penetasan telur dari induk jantan dan induk betina yang tidak berasal dari satu garis keturunan (inbreeding). Warna badan cokelat kehitaman dan pada bagian perut berwarna putih. Sejak menetas hingga berumur 5 hari, larva cenderung bergerombol, berenang aktif dan berpencar sangat responsif terhadap adanya rangsangan dari luar.

 b.    Benih P-I
Benih yang digunakan berbentuk seperti ikan dewasa dan berasal dari larva hasil penetasan telur dari induk jantan dan betina yang berasal dari satu garis keturunan. Warna badan cokelat kehitaman dan pada bagian perut berwarna putih. Tingkah laku cenderung pasif dan berpencar secara responsif terhadap adanya rangsangan dari luar. Sesekali benih tampak berenang ke permukaan air untuk mengambil oksigen bebas.

c.    Benih P-II
Benih yang digunakan menyerupai ikan dewasa berasal dari benih P-I. Karakteristik hampir sama dengan benih P-I.

 d.    Benih P-III
Benih yang digunakan berbentuk seperti ikan dewasa. Warna badan cokelat kehitaman dan pada bagian perut berwarna putih. Tingkah laku cenderung aktif dan berpencar secara responsif terhadap adanya rangsangan dari luar. Sesekali benih tampak berenang ke permukaan air untuk mengambil oksigen bebas.

e.    Benih P-IV
Benih yang digunakan menyerupai ikan dewasa berasal dari benih P-III. Karakteristik hampir sama dengan benih P-III.
 
 f.    Benih P-V
Benih yang digunakan menyerupai ikan dewasa berasal dari benih P-IV. Karakteristik hampir sama dengan benih P-IV.

Prosedur produksi tiap tahapan


a.     P-I
Pupuk organik 500 gr/m2, kapur 50 gr/m2, padat tebar 100 ekor/m2, pemberian pakan 20% bobot biomass, frekuensi pemberian 2 kali/hari.

b.    P-II
Pupuk organik 500 gr/m2, kapur 50 gr/m2, padat tebar 80 ekor/m2, pemberian pakan 20% bobot biomass, frekuensi pemberian 2 kali/hari.

c.     P-III
Pupuk organik 200 gr/m2, kapur 50 gr/m2, padat tebar 60 ekor/m2, pemberian pakan 10% bobot biomass, frekuensi pemberian 3 kali/hari.

d.     P-IV
Pupuk organik 200 gr/m2, kapur 50 gr/m2, padat tebar 45 ekor/m2, pemberian pakan 5% bobot biomass, frekuensi pemberian 3 kali/hari. 

e. P.V 
Pupuk organik 150 gr/m2, kapur 50 gr/m2, padat tebar 30 ekor/m2, pemberian pakan 4% bobot biomass, frekuensi 3 kali/hari.
 
Oleh : Ainun Mardiyah, S.St.Pi
 Pusat Pengembangan Penyuluhan KP
Program Prasasti Mina
Kabupaten Purbalingga
 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar