Pengertian
Metode Penyuluhan Perikanan adalah
cara penyampaian materi (isi pesan) penyuluhan Perikanan oleh penyuluh Perikanan
kepada Pelaku utama perikanan beserta anggota keluarganya baik secara langsung
maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi baru.
Umumnya pesan terdiri dari sejumlah simbol dan isi pesan inilah yang memperoleh
perlakuan. Bentuk perlakuan tersebut memilih, menata, menyederhanakan,
menyajikan dll. Dilain pihak simbol dapat diartikan kode-kode yang digunakan
pada pesan. Simbol yang mudah diamati dan paling banyak digunakan yaitu bahasa.
Tujuan
1. Meningkatkan
efektifitas penyuluhan Perikanan dengan pemilihan metode yang tepat, sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi sasarannya
2. Agar penyuluh Perikanan
dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yang tepat dan
berhasil guna.
3. Agar kegiatan
penyuluhan Perikanan yang dilaksanakan untuk menimbulkan perubahan yang
dikehendaki.
Prinsip
Sebelum menerapkan metode penyuluhan Perikanan
yang harus diperhatikan bagi penyuluh adalah memahami prinsip prinsip yang
dapat dijadikan landasan untuk memilih metode yang tepat:
1. Pengembangan untuk berpikir kreatif
Melalui penyuluhan, bukanlah dimaksud
agar masyarakat penerima manfaat selalu menguntungkan diri kepada petunjuk,
nasehat, atau bimbingan penyuluhannya.
Tetapi sebaliknya, melalui penyuluhan
harus mampu dihasilkannya Pelaku utama perikanan yang mampu dengan upayanya
sendiri mengatasi masalah-masalah yang dihadapi, serta mampu mengembangkan
kreatifitasnya untuk memanfaatkan setiap potensi dan peluang yang diketahuinya
untuk terus menerus dapat memperbaiki mutu hidupnya.
Karena itu, pada setiap kegiatan
penyuluhan, seorang penyuluh harus mampu memilih metoda yang sejauh mungkin
dapat mengembangkan daya nalar dan kreatifitas masyaraket penerima manfaatnya.
2. Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan penerima
manfaat
dapat dipastikan bahwa, setiap individu
sangat mencintai profesinya, karena itu tidak suka diganggu (untuk meninggalkan
pekerjaan rutinnya), serta selalu berperilaku sesuai dengan pengalamannya
sendiri dan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya sehari-hari. Oleh sebab itu,
dalam banyak kasus, kegiatan penyuluhan sebaiknya dilaksanakan dengan
menerapkan metoda yang dilaksnakan di lingkungan pekerjaan (kegiatan) penerima
manfaatnya. Hal ini dimaksudkan agar tidak banyak mengganggu (menyita
waktu) kegiatan rutinnya. Penyuluh dapat memahami betul keadaan penerima manfaat, termasuk masalah-masalah
yang dihadapi dan petensi serta peluang yang dapat dimanfaatkan utnuk perbaikan
mutu hidup mereka.Kepada penerima manfaat dapat
ditunjukkan contoh-contoh nyata tentang masalah dan petensi serta peluang yang
dapat ditemukan dilingkungan pekerjaannya sendiri, sehingga mudah dipahami dan
diresapi serta diingat oleh penerima manfaatnya.
3. Setiap individu terikat dengan lingkungan
sosialnya
sebagai makhluk sosial, setiap individu akan selalu
berperilaku sesuai dengan kondisi lingkungan sosialnya, atau setidak-tidaknya
akan selalu berusaha menyesuaikan diri diri dengan perilaku orang-orang disekitarnya.
Karena itu, kegaiatan penyuluhan akan lebih efisien jika diterapkan hanya
kepada beberapa warga masyarakat, terutama yang diakui oleh lingkungannya
sebagai “panutan” yang baik.
4. Ciptakan hubungan yang akrab dengan penerima
manfaat
Kegiatan penyuluhan adalah upaya mengubah perilaku
orang lain secara persuasif dengan menerapkan sietem pendidikan.
Adanya hubungan pribadi yang akrab antara penyuluh
dengan penerima manfaatnya, akan merupakan syarat yang harus dipenuhi,
setidak-tidaknya akan memperlancar kegiatan penyuluhan itu sendiri.
Keakraban hubugna antara penyuluh dan penerima
manfaat ini menjadi sangat penting. Karena dengan keakraban itu akan tercipta
suatu keterbukaan megemukakan masalah dan menyampaikan pendapat. Disamping itu,
saran-saran yang disampaikan penyuluh dapat diterima dengan senang hati seperti
layaknya saran seorang sahabat tanpa ada prasangka atau merasa dipaksa.
5. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan.
Kegiatan penyuluhan adalah upaya untuk mengubah perilaku penetima
manfaat, baik pengetahuannya, sikapnya atau keterampilannya. Dengan demikian,
metoda yang diterapkan harus mampu merangsang penerima manfaat untuk selalu
siap (dalam arti sikap dan pikiran) dan dengan suka hati atas kesadaran atau
pertimbangan nalarnya sendiri melakukan perubahan-perubahan demi perbaikan mutu
hidupnya sendiri. Keluarganya dan masyarakatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar