Rabu, 10 Maret 2010

PEMBESARAN IKAN MAS DI KOLAM


 A.    LOKASI
Ketinggian tempat untuk usaha pembesaran di kolam sebaiknya lebih rendah dari 800 m di atas permukaan laut (dpl). Apabila lokasi usaha pembesaran lebih tinggi dari 800 m dpl, maka suhu udara akan semakin dingin, akibatnya akan menurunkan selera makan dan menghambat pertumbuhan ikan mas.

B.     KUALITAS AIR DAN TANAH
1.     Tanah dasar : tanah liat berlumpur.
2.     Keasaman tanah (pH) tanah lebih dari 5.
3.     Kedalaman kolam 1-1,2 m.
4.     Kualitas air : suhu 25-300C.
5.     pH 6,5-8,5.
6.     Oksigen terlarut lebih dari 5 mg/liter.
7.     Ammoniak kurang dari 0,02 mg/liter.
8.     Kecerahan sechi disk lebih dari 30 cm.


C.    PERSIAPAN WADAH KOLAM AIR TENANG
1.     Keringkan kolam dan bersihkan dari kotoran.
2.     Periksa kebocoran dan saringan di pintu masuk dan pengeluaran.
3.     Tebar pupuk organik (kotoran ayam) dosis 150 gr/m2.
4.     Tebar kapur tohor 100 gr/m2 disebar di dasar kolam.
5.     Kemudian diisi air 15-20 cm dan direndam selama 5-7 hari.
6.     Setelah 5-7 hari, naikkan volume air menjadi 50-60 cm.

D.    PENEBARAN BENIH
1.      Benih yang ditebar ukuran 50-80 ekor/kg.
2.      Padat tebar 5-10 ekor/m2.
3.      Pemberian fish cyproxs dengan dosis 2 gr/kg pakan.


E.     PEMELIHARAAN
1.      Pemeliharaan selama 3 bulan.
2.      Pemberian stress off per 1 minggu dosis 1-2 gr/kg pakan.
3.      Sampling pertama dilakukan setelah benih di kolam berumur 30 hari dari penebaran. Sampling selanjutnya dilakukan tiap 7 hari sekali.
4.      Perhitungan sampling dengan rumus :
v  Rumus pertumbuhan nisbi :


G = (Wt – W0) / W0
 
 



v  Rumus pertumbuhan mutlak :


G = Wt – W0
 
 



F.     PEMBERIAN PAKAN
1.      Tingkat pemberian pakan : 5% dari total berat ikan yang ditebar.
2.      Perbandingan pellet dan dedak 1 : 5 kg.
3.      Frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali : pada pukul 07.00 WIB, pukul 13.00 WIB, pukul 17.00 WIB.
4.      Perbandingan jumlah pakan 2 : 3 : 2 dari dari total pakan yang diberikan

G.    PEMANENAN
1.      Survival Rate (SR) sebesar 70% (Mortalitas alami 20% dan Mortalitas budi daya 10%).
2.      Panen ukuran 4 ekor/kg. Ukuran 250 gr/ekor.
3.      Pemanenan harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari cacat pada ikan.

H.    PENGANGKUTAN
1.      Suhu untuk pengangkutan sebaiknya 15-200C.
2.      Pengangkutan dilakukan ketika udara tidak terlalu panas. Yakni pada pagi, sore atau malam hari.
3.      Pemberian oksigen harus diperhatikan.
4.      Sebelum diangkut, ikan harus dipuasakan/diberok selama beberapa jam atau beberapa hari.

I.       PENGENDALIAN HAMA
1.      Pengendalian hama dapat dilakukan dengan membunuh langsung hama yang ditemukan di tempat pemeliharaan ikan.
2.      Selain itu juga dapat memasang perangkap dan melokalisir seluruh areal kolam dengan pagar tembok sehingga hama tidak dapat masuk.

J.      PENYAKIT
1.      Penyebab :
a.       Parasit (virus, jamur, bakteri, protozoa, cacing dan udang renik).
b.      Non parasit (disebabkan sifat fisika air, sifat kimia air, dan pakan yang kurang cocok untuk kehidupan ikan mas). Sifat fisika dan kimia air seperti suhu, oksigen terlarut, ammoniak, asam belerang dan zat-zat lain yang terkandung di dalam air.
2.      Pencegahan :
a.        Sebelum pemeliharaan, kolam harus dikeringkan dan diberi kapur untuk memotong siklus hidup bibit penyakit.
b.       Kualitas air dan sanitasi lingkungan di sekitar kolam harus tetap baik.
c.        Pakan tambahan yang diberikan harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Jangan berlebihan karena akan mengganggu lingkungan.
d.       Hindari masuknya binatang pembawa penyakit seperti burung, ular, siput, keong mas, dll.
3.      Pengobatan :
a.      Ichthyophthirius multifilis (bintik putih/white spot).
v  Siapkan wadah berupa bak.
v  Buat larutan baku dengan mencampurkan 1 gram Methylene Blue (MB) ke dalam 100 ml air bersih.
v  Teteskan larutan baku tadi ke dalam bak sebanyak 2-4 ml untuk setiap 4 liter air.
v  Rendam ikan yang sakit di dalam bak tadi selama 24 jam.
v  Siapkan wadah berupa bak.
v  Ulangi pengobatan ini sebanyak 3-5 kali dalam selang waktu 1 hari.
v  Jika MB sulit ditemukan bias diganti dengan larutan garam dapur (NaCl) sebanyak 1-3 gr untuk setiap 100 ml air bersih. Lama perendaman yang dianjurkan 5-10 menit dan perendaman diulangi hingga 2-3 kali.

b.      Lernea
v Rendam ikan dalam larutan formalin yang dicampur dengan 100 ml air bersih selama 10 menit.
v Selanjutnya ikan dipelihara di air bersih dan mengalir.
v  Jika pengobatan dilakukan di dalam kolam pemeliharaan, sebaiknya insektisida yang digunakan berasal dari golongan organofosfat dengan dosis 0,5 mg/liter. Insektisida tersebut disemprotkan sebanyak 4 kali berturut-turut dalam selang waktu 4 hari.

c.       Dactylogyrus dan Gyrodactylus
v  Ikan direndam di larutan formalin (25 ppm atau 2,5 ml larutan formalin dicampur dengan 100 liter air bersih).
v  Lama perendaman adalah 10 menit.
v  Selain formalin, obat yang dapat dipakai adalah garam dapur 20 gr/1000 ml, neguvon 2-3,5% dan kalium permanganat 0,01 gr/100 ml air.

d.      Aeromonas
v  Rendam ikan dalam larutan Tetracyclin atau Kemicitine (berbentuk kapsul). Buka bungkus kapsul, lalu keluarkan isinya dan campur dengan 500 liter air bersih. Rendam ikan selama 2 jam. Lakukan pengobatan ini selama 3-5 kali berturut-turut dalam waktu 3-5 hari.
v  Oles bagian tubuh yang terluka dengan obat merah yang telah diencerkan terlebih dahulu. Oleskan obat merah sebanyak 10 kali.
v  Suntik ikan manggunakan Terramicine dengan dosis 25-35 mg untuk setiap 1 kg berat ikan. Penyuntikan dilakukan untuk ikan yangn berukuran besar. Penyuntikan ini diulangi setiap 3 hari sebanyak 3 kali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar