A. LOKASI
Ketinggian tempat untuk usaha pembesaran di kolam sebaiknya lebih rendah
dari 800 m di atas permukaan laut (dpl). Apabila lokasi usaha pembesaran lebih
tinggi dari 800 m dpl, maka suhu udara akan semakin dingin, akibatnya akan
menurunkan selera makan dan menghambat pertumbuhan ikan mas.
B. KUALITAS AIR DAN TANAH
1.
Tanah dasar : tanah liat berlumpur.
2.
Keasaman tanah (pH) tanah lebih dari 5.
3.
Kedalaman kolam 1-1,2 m.
4.
Kualitas air : suhu 25-300C.
5.
pH 6,5-8,5.
6.
Oksigen terlarut lebih dari 5 mg/liter.
7.
Ammoniak kurang dari 0,02 mg/liter.
8.
Kecerahan sechi disk lebih dari 30 cm.
C. PERSIAPAN WADAH KOLAM AIR TENANG
1.
Keringkan kolam dan bersihkan dari kotoran.
2.
Periksa kebocoran dan saringan di pintu masuk dan
pengeluaran.
3.
Tebar pupuk organik (kotoran ayam) dosis 150 gr/m2.
4.
Tebar kapur tohor 100 gr/m2 disebar di dasar
kolam.
5.
Kemudian diisi air 15-20 cm dan direndam selama 5-7
hari.
6.
Setelah 5-7 hari, naikkan volume air menjadi 50-60 cm.
D. PENEBARAN BENIH
1.
Benih yang ditebar ukuran 50-80 ekor/kg.
2.
Padat tebar 5-10 ekor/m2.
3.
Pemberian fish cyproxs dengan dosis 2 gr/kg pakan.
E. PEMELIHARAAN
1.
Pemeliharaan selama 3 bulan.
2.
Pemberian stress off per 1 minggu dosis 1-2 gr/kg
pakan.
3.
Sampling pertama dilakukan setelah benih di kolam
berumur 30 hari dari penebaran. Sampling selanjutnya dilakukan tiap 7 hari
sekali.
4.
Perhitungan sampling dengan rumus :
v
Rumus
pertumbuhan nisbi :
|
v
Rumus
pertumbuhan mutlak :
|
F. PEMBERIAN PAKAN
1.
Tingkat pemberian pakan : 5% dari total berat ikan yang
ditebar.
2.
Perbandingan pellet dan dedak 1 : 5 kg.
3.
Frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali : pada pukul
07.00 WIB, pukul 13.00 WIB, pukul 17.00 WIB.
4.
Perbandingan jumlah pakan 2 : 3 : 2 dari dari total
pakan yang diberikan
G. PEMANENAN
1.
Survival Rate (SR) sebesar 70% (Mortalitas alami 20% dan
Mortalitas budi daya 10%).
2.
Panen ukuran 4 ekor/kg. Ukuran 250 gr/ekor.
3.
Pemanenan harus dilakukan secara hati-hati untuk
menghindari cacat pada ikan.
H. PENGANGKUTAN
1.
Suhu untuk pengangkutan sebaiknya 15-200C.
2.
Pengangkutan dilakukan ketika udara tidak terlalu
panas. Yakni pada pagi, sore atau malam hari.
3.
Pemberian oksigen harus diperhatikan.
4.
Sebelum diangkut, ikan harus dipuasakan/diberok selama
beberapa jam atau beberapa hari.
I. PENGENDALIAN HAMA
1.
Pengendalian hama dapat
dilakukan dengan membunuh langsung hama
yang ditemukan di tempat pemeliharaan ikan.
2.
Selain itu juga dapat memasang perangkap dan
melokalisir seluruh areal kolam dengan pagar tembok sehingga hama tidak dapat masuk.
J. PENYAKIT
1. Penyebab :
a.
Parasit (virus, jamur, bakteri, protozoa, cacing dan
udang renik).
b.
Non parasit (disebabkan sifat fisika air, sifat kimia
air, dan pakan yang kurang cocok untuk kehidupan ikan mas). Sifat fisika dan
kimia air seperti suhu, oksigen terlarut, ammoniak, asam belerang dan zat-zat
lain yang terkandung di dalam air.
2. Pencegahan :
a.
Sebelum pemeliharaan, kolam harus dikeringkan dan
diberi kapur untuk memotong siklus hidup bibit penyakit.
b.
Kualitas air dan sanitasi lingkungan di sekitar kolam
harus tetap baik.
c.
Pakan tambahan yang diberikan harus sesuai dengan dosis
yang dianjurkan. Jangan berlebihan karena akan mengganggu lingkungan.
d.
Hindari masuknya binatang pembawa penyakit seperti
burung, ular, siput, keong mas, dll.
3. Pengobatan :
a. Ichthyophthirius
multifilis (bintik putih/white spot).
v
Siapkan wadah berupa bak.
v
Buat larutan baku dengan mencampurkan 1 gram Methylene
Blue (MB) ke dalam 100 ml air bersih.
v
Teteskan larutan baku tadi ke dalam bak sebanyak 2-4 ml untuk
setiap 4 liter air.
v
Rendam ikan yang sakit di dalam bak tadi selama
24 jam.
v
Siapkan wadah berupa bak.
v
Ulangi pengobatan ini sebanyak 3-5 kali dalam
selang waktu 1 hari.
v
Jika
MB sulit ditemukan bias diganti
dengan larutan garam dapur (NaCl) sebanyak 1-3 gr untuk setiap 100 ml air
bersih. Lama perendaman yang dianjurkan 5-10 menit dan perendaman diulangi
hingga 2-3 kali.
b. Lernea
v
Rendam ikan dalam larutan formalin yang dicampur
dengan 100 ml air bersih selama 10 menit.
v
Selanjutnya ikan dipelihara di air bersih dan
mengalir.
v
Jika pengobatan dilakukan di dalam kolam
pemeliharaan, sebaiknya insektisida yang digunakan berasal dari golongan
organofosfat dengan dosis 0,5 mg/liter. Insektisida tersebut disemprotkan
sebanyak 4 kali berturut-turut dalam selang waktu 4 hari.
c. Dactylogyrus dan Gyrodactylus
v
Ikan direndam di larutan formalin (25 ppm atau
2,5 ml larutan formalin dicampur dengan 100 liter air bersih).
v
Lama perendaman adalah 10 menit.
v
Selain formalin, obat yang dapat dipakai adalah
garam dapur 20 gr/1000 ml, neguvon 2-3,5% dan kalium permanganat 0,01 gr/100 ml
air.
d. Aeromonas
v
Rendam ikan dalam larutan Tetracyclin atau
Kemicitine (berbentuk kapsul). Buka bungkus kapsul, lalu keluarkan isinya dan
campur dengan 500 liter air bersih. Rendam ikan selama 2 jam. Lakukan
pengobatan ini selama 3-5 kali berturut-turut dalam waktu 3-5 hari.
v
Oles bagian tubuh yang terluka dengan obat merah
yang telah diencerkan terlebih dahulu. Oleskan obat merah sebanyak 10 kali.
v
Suntik ikan manggunakan Terramicine dengan dosis
25-35 mg untuk setiap 1 kg berat ikan. Penyuntikan dilakukan untuk ikan yangn
berukuran besar. Penyuntikan ini diulangi setiap 3 hari sebanyak 3 kali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar