A. PENDAHULUAN
Ikan hias koi merupakan salah satu jenis ikan hias populer dan banyak
dibudidayakan di Indonesia. Ikan ini mempunyai berbagai macam varietas dan
masing-masing mempunyai nilai pasar tersendiri, varietas yang banyak dikenal
diantaranya adalah kohaku, showa, sanke, tancho dan ogon. Pola warna dapat
diperoleh dari seleksi induk yang benar, sedangkan kualitas warna dapat
diperbaiki melalui penggunaan pakan yang seimbang.
B. TUJUAN DAN MANFAAT PENERAPAN TEKNOLOGI
Teknologi pakan formulasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
warna ikan Koi strain Kohaku. Manfaat yang dihasilkan adalah teknologi ini
dapat diadopsi oleh pembudidaya ikan koi dan pengusaha pakan skala kecil dan
menengah sehingga terjadi peningkatan kualitas warna ikan Koi Strain Kohaku.
C. PERSYARATAN TEKNIS PENERAPAN TEKNOLOGI
Persyaratan teknis dalam penerapan teknologi:
1.
Teknologi
diaplikasikan pada ikan Koi strain Kohaku berbagai ukuran siap jual
2.
Wadah
yang digunakan dapat berupa akuarium secara indoor ataupun kolam (beton, atau
tanah) secara outdoor
3.
bahan
baku pakan dapat menggunakan bahan baku lokal dengan formulasi kandungan
nutrisi dan karotenoid yang telah ditentukan
4.
Formulasi
utama adalah tepung wortel dan astaksantin sintetis dengan dosis sesuai
formulasi
D. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR FORMULASI
PAKAN
Pengujian pakan dilakukan pada strain ikan Koi Kohaku dengan perlakuan
pakan AWKoi (pakan Koi strain Kohaku) yang berbeda. Ikan yang digunakan adalah
benih kan Koi Kohaku dengan ukuran 9-13 cm, dipelihara dalam kolam beton secara
langsung ataupun hapa pada kolam tanah dengan padat tebar 20 ekor per m3. Pakan
diberikan 3 kali sehari )pagi, siang, sore), sebanyak 5% dari bobot biomassa.
Pakan AWKoi dibuat dalam bentuk pellet tenggelam dengan formulasi
bahan baku sebagai berikut: tepung ikan impor (20%), tepung ikan lokal (9,46%),
tepung jagung (5%), bungkil kedelai (25%), tepung terigu (10%), pollard
(19,78%), mineral (1%), vitamin (3%), CMC (1%), minyak jagung (1,81%), tepung
wortel (3,75%), astaksantin 10% (0,1%). Dengan formulasi pakan tersebut nutrisi
yang terkandung dalam pakan ikan tersebut adalah sebagai berikut: kadar air
(4,45%), protein (33,45%), lemak (5,44%), abu (17,75%), kalsium (1,80%), fosfor
total (1,24%), serat kasar (9,77%).
Harga pakan dipatok sejumlah Rp. 17.000 bahan baku yang digunakan
dapat disesuaikan dengan ketersediaan bahan baku setempat. Tepung ikan impor
penggunaannya dapat diganti sebagian dengan menggunakan tepung ikan lokal yang
kandungan proteinnya minimal 60%. Tepung wortel sebagai sumber karotenoid dapat
diganti dengan tepung alga, karapas krustase, CGM dan tepung bunga marigold.
Pakan ikan komersil, secara umum formulasinya tidak diketahui tetapi
memiliki kandungan nutrisi sebagai berikut: kadar air (9,03%), protein
(28,90%), lemak (6,70%), abu (10,91%), kalsium (2,30%), fosfor total (1,33%),
serat kasar (5,85%), dengan harga pakan diperkirakan sejumlah Rp. 50.000.
E. PROSES PEMBUATAN PAKAN
Dalam proses pembuatan pakan AWKoi, hal yang sangat menentukan
keberhasilan pembuatan pakan adalah komposisi bahan baku pakan sesuai
formulasi, penimbangan jumlah bahan baku yang tepat, dan proses pencampuran
bahan.
Proses pembuatan pakan AWKoi adalah sebagai
berikut: bahan baku sesuai formulasi ditimbang secara tepat, lalu bahan
dicampur menjadi suatu adonan yang homogen. Pencampuran dimulai dengan
mencampurkan bahan berbentuk tepung dari yang jumlahnya sedikit dicampurkan
dengan tepung yang jumlahnya lebih banyak dan seterusnya. Kemudian bahan pakan berbentuk
tepung yang telah tercampur, ditambahkan dengan bahan baku yang berbentuk
minyak sampai homogen dan kalis. Bila belum kalis dapat ditambah air sampai
bertekstur kalis. Setelah itu dilakukan tahap
pencetakan pakan (pelleting).
Dasar dalam tahap
pencetakan adalah ukuran pellet yang ingin dihasilkan. Sehingga perlu disiapkan
mesin pencetak pellet dengan ukuran lubang yang diinginkan sesuai dengan
kebutuhan untuk ukuran ikan yang akan diberikan pakan. Pellet yang sudah
dimasukkan dalam mesin pencetak pellet sebaiknya disebar dalam wadah lebar
sepertu tampah, tidak menumpuk sehingga mempercepat proses pengeringan.
Proses pengeringan
dapat dilakukan dalam oven pada suhu 600C, menggunakan spray dryer,
atau pengeringan manual menggunakan cahaya matahari atau diangin-anginkan.
F. PEMELIHARAAN IKAN UNTUK UJI PAKAN
Pemeliharaan ikan dimulai saat benih ikan berukuran 2,5 - 3 inchi
hingga ikan siap jual. Biasanya pembudidaya memelihara dalam waktu 2-3 bulan. Aplikasi
pemberian pakan AWKoi sebaiknya dilakukan minimal 2 minggu sebelum ikan dipanen
karena pada jangka waktu tersebut diharapkan telah efektif dan berpengaruh
nyata untuk meningkatkan kualitas warna ikan.
Subarmia, I.W., Meilisza N., Sukarman,
Subandiyah S., Hirnawati R., dan Murniasih S. (2014). Teknologi Pakan Formulasi
Untuk Kualitas Warna Ikan Koi Strain Kohaku. Buku Rekomendasi Teknologi
Kelautan dan Perikanan 2014. Jakarta, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kelautan dan Perikanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar