Kamis, 16 Juli 2015

TEKNOLOGI PAKAN FORMULASI UNTUK KUALITAS WARNA IKAN KOI STRAIN KOHAKU



A. PENDAHULUAN
Ikan hias koi merupakan salah satu jenis ikan hias populer dan banyak dibudidayakan di Indonesia. Ikan ini mempunyai berbagai macam varietas dan masing-masing mempunyai nilai pasar tersendiri, varietas yang banyak dikenal diantaranya adalah kohaku, showa, sanke, tancho dan ogon. Pola warna dapat diperoleh dari seleksi induk yang benar, sedangkan kualitas warna dapat diperbaiki melalui penggunaan pakan yang seimbang.


B. TUJUAN DAN MANFAAT PENERAPAN TEKNOLOGI
Teknologi pakan formulasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas warna ikan Koi strain Kohaku. Manfaat yang dihasilkan adalah teknologi ini dapat diadopsi oleh pembudidaya ikan koi dan pengusaha pakan skala kecil dan menengah sehingga terjadi peningkatan kualitas warna ikan Koi Strain Kohaku.

C. PERSYARATAN TEKNIS PENERAPAN TEKNOLOGI
Persyaratan teknis dalam penerapan teknologi:
1.         Teknologi diaplikasikan pada ikan Koi strain Kohaku berbagai ukuran siap jual
2.         Wadah yang digunakan dapat berupa akuarium secara indoor ataupun kolam (beton, atau tanah) secara outdoor
3.         bahan baku pakan dapat menggunakan bahan baku lokal dengan formulasi kandungan nutrisi dan karotenoid yang telah ditentukan
4.         Formulasi utama adalah tepung wortel dan astaksantin sintetis dengan dosis sesuai formulasi

D. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR FORMULASI PAKAN
Pengujian pakan dilakukan pada strain ikan Koi Kohaku dengan perlakuan pakan AWKoi (pakan Koi strain Kohaku) yang berbeda. Ikan yang digunakan adalah benih kan Koi Kohaku dengan ukuran 9-13 cm, dipelihara dalam kolam beton secara langsung ataupun hapa pada kolam tanah dengan padat tebar 20 ekor per m3. Pakan diberikan 3 kali sehari )pagi, siang, sore), sebanyak 5% dari bobot biomassa.
Pakan AWKoi dibuat dalam bentuk pellet tenggelam dengan formulasi bahan baku sebagai berikut: tepung ikan impor (20%), tepung ikan lokal (9,46%), tepung jagung (5%), bungkil kedelai (25%), tepung terigu (10%), pollard (19,78%), mineral (1%), vitamin (3%), CMC (1%), minyak jagung (1,81%), tepung wortel (3,75%), astaksantin 10% (0,1%). Dengan formulasi pakan tersebut nutrisi yang terkandung dalam pakan ikan tersebut adalah sebagai berikut: kadar air (4,45%), protein (33,45%), lemak (5,44%), abu (17,75%), kalsium (1,80%), fosfor total (1,24%), serat kasar (9,77%).
Harga pakan dipatok sejumlah Rp. 17.000 bahan baku yang digunakan dapat disesuaikan dengan ketersediaan bahan baku setempat. Tepung ikan impor penggunaannya dapat diganti sebagian dengan menggunakan tepung ikan lokal yang kandungan proteinnya minimal 60%. Tepung wortel sebagai sumber karotenoid dapat diganti dengan tepung alga, karapas krustase, CGM dan tepung bunga marigold.
Pakan ikan komersil, secara umum formulasinya tidak diketahui tetapi memiliki kandungan nutrisi sebagai berikut: kadar air (9,03%), protein (28,90%), lemak (6,70%), abu (10,91%), kalsium (2,30%), fosfor total (1,33%), serat kasar (5,85%), dengan harga pakan diperkirakan sejumlah Rp. 50.000.

E. PROSES PEMBUATAN PAKAN
Dalam proses pembuatan pakan AWKoi, hal yang sangat menentukan keberhasilan pembuatan pakan adalah komposisi bahan baku pakan sesuai formulasi, penimbangan jumlah bahan baku yang tepat, dan proses pencampuran bahan. 
Proses pembuatan pakan AWKoi adalah sebagai berikut: bahan baku sesuai formulasi ditimbang secara tepat, lalu bahan dicampur menjadi suatu adonan yang homogen. Pencampuran dimulai dengan mencampurkan bahan berbentuk tepung dari yang jumlahnya sedikit dicampurkan dengan tepung yang jumlahnya lebih banyak dan seterusnya. Kemudian bahan pakan berbentuk tepung yang telah tercampur, ditambahkan dengan bahan baku yang berbentuk minyak sampai homogen dan kalis. Bila belum kalis dapat ditambah air sampai bertekstur kalis.  Setelah itu dilakukan tahap pencetakan pakan (pelleting).

Dasar dalam tahap pencetakan adalah ukuran pellet yang ingin dihasilkan. Sehingga perlu disiapkan mesin pencetak pellet dengan ukuran lubang yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan untuk ukuran ikan yang akan diberikan pakan. Pellet yang sudah dimasukkan dalam mesin pencetak pellet sebaiknya disebar dalam wadah lebar sepertu tampah, tidak menumpuk sehingga mempercepat proses pengeringan. 
Proses pengeringan dapat dilakukan dalam oven pada suhu 600C, menggunakan spray dryer, atau pengeringan manual menggunakan cahaya matahari atau diangin-anginkan. 

F. PEMELIHARAAN IKAN UNTUK UJI PAKAN
Pemeliharaan ikan dimulai saat benih ikan berukuran 2,5 - 3 inchi hingga ikan siap jual. Biasanya pembudidaya memelihara dalam waktu 2-3 bulan. Aplikasi pemberian pakan AWKoi sebaiknya dilakukan minimal 2 minggu sebelum ikan dipanen karena pada jangka waktu tersebut diharapkan telah efektif dan berpengaruh nyata untuk meningkatkan kualitas warna ikan.


Sumber: 
 Subarmia, I.W., Meilisza N., Sukarman, Subandiyah S., Hirnawati R., dan Murniasih S. (2014). Teknologi Pakan Formulasi Untuk Kualitas Warna Ikan Koi Strain Kohaku. Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan 2014. Jakarta, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar