Bambu Laut (Isis
spp.) tumbuh di perairan tropis yang dangkal dan jernih, jauh dari
sedimentasi dan hempasan ombak dengan
suhu berkisar antara 23 oC - 30oC dan Salinitas 30‰ - 35‰. Di Perairan Great Barrier
Reef, Australia, kelimpahan tertinggi dicatat di daerah "mid-shelf reefs" dimana lebih
terlindung dari hempasan ombak. Di Perairan Pulau-Pulau Padaido, Biak, terutama
Pulau-Pulau Padaido Atas, jenis ini ditemukan melimpah di rataan terumbu pada
kedalaman 1-2 m. Ditinjau dari sebaran, jenis ini tersebar di perairan Andaman,
Filipina, Tawan, Palau, Indonesia, Papua Nugini, Great Barrier Reef dan
Kepulauan Ryukyu Jepang. Untuk sebaran di Indonesia menyebar wilayah perairan
karang Mentawai, Natuna, Sulawesi, NTT, NTB, Maluku, dan Papua.
Penyebaran yang tidak merata, merupakan salah satu
kelebihan dari bangsa Alcyonacea, sehingga menunjukkan komposisi jenis dan
kelimpahan yang berbeda-beda pada tiap-tiap daerah. Sebagai tambahan, reproduksi
aseksual yang banyak dilakukan oleh Isis
spp. ini menyebabkan perkembangannya yang mengelompok. Hubungan persaingan
dengan organisme terumbu yang lain jelas berpengaruh dan penting dalam
menentukan penyebaran dari karang lunak.
Sebaran octocorallia
tergantung pada keterbukaan akan cahaya oleh kedalaman perairan, kejernihan
air, dan kelerengan suatu daerah. Partikel yang tersuspensi tidak hanya
menyebabkan kekeruhan tetapi juga akan menyerap cahaya. Daerah dengan kedalaman
10 meter yang keruh akan kelihatan gelap. Kekeruhan terbesar biasanya terdapat
pada daerah dangkal yang dekat dengan pantai dan muara sungai, dengan gelombang
dan arus pasang surut yang dapat menyebabkan terangkatnya sedimen dan lumpur
dari dasar laut.
Cahaya terutama berpengaruh terhadap aktivitas
fotosintesis terhadap spesies yang bersimbiosis dengan zooxantela, dan bagi
spesies tanpa zooxantela berpengaruh terhadap penentuan habitat dimana larvanya
cenderung tinggal pada daerah yang gelap. Batas kedalaman makin bertambah
seiring dengan tingkat kejernihan air. Pada air yang keruh, karang lunak dengan
zooxantela hanya terbatas sampai kedalaman 10 meter, sedangkan pada karang
lunak tanpa zooxantela (terdiri dari Ellisellidae, Subegorgidae, beberapa
Gorgonia serta Dendronephtya) mendominasi pada kedalaman di bawah 10 meter (Fabricius,
K. And P. Alderslade. 2001).
Berbagai manfaat yang dapat diambil dari bambu laut (Isis spp.) adalah sebagai berikut:
1. Bambu laut mempunyai kerangka dalam yang
terdiri dari gorgoin yang keras dan padat, sama dengan zat tanduk yang
mengandung substansi kolage dan senyawa protein. Senyawa-senyawa tersebut berkhasiat
sebagai anti bakteri. Selain itu bambu laut juga mengandung hippuristanol yang bersifat sebagai anti
virus. Sehingga digunakan sebagai bahan baku farmasi.
2. Sebagai bahan campuran pembuatan keramik
porselin.
3. sebagai bahan hiasan karena bentuknya indah, unik,
dan beruas-ruas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar